Aksi Ilmu Berkelanjutan: Mendukung Strategi Indonesia untuk Mengatasi Dampak Sosial Perubahan Iklim: Studi Kasus Kabupaten Bantul Propinsi D.I. Yogyakarta

Ratusan petani yang tinggal di Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul harus menghadapi dampak negatif dari perubahan iklim terhadap mata pencaharian mereka. Pola curah hujan yang tidak teratur menyebabkan meluasnya gagal panen. Para petani secara tradisional menetapkan pola tanam berdasarkan curah hujan. Akan tetapi dalam beberapa tahun terakhir terjadi fenomena El Nino (tahun kering) dan El Nina (tahun basah) sehingga panen berkurang drastis.

Dalam hal ini petani mengalami ketidakpastian dalam waktu yang tepat untuk memulai musim tanam. Selama ini mereka mengandalkan pengetahuan tradisional untuk meramal cuaca yang dikenal “Pranata Mangsa”. Ramalan cuaca dari Badan Mereorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mulai dikenal dan diadopsi petani sebagai alat bantu kedua dalam menetapkan jadwal dan pola tanam. Saat ini, kearifan lokal “Pranata Mangsa” dan hasil prediksi hujan BMKG belum optimal dalam meminimalkan ketidakpastian lingkungan akibat perubahan iklim.

Pembuatan digester untuk produksi biogas dari limbah ternak

Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM dengan dukungan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam kerangka hibah dari Pemerintah Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim di Indonesia, membantu komunitas lokal di Desa Selopamioro, Dlingo, Terong dan Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri, untuk mengatasi dampak sosial – ekonomi dari perubahan iklim. Ilmu pengetahuan dan teknologi didesain untuk:

  1. Meningkatkan aktifitas perekonomian masyarakat untuk mengurangi kemiskinan melalui a. perbaikan penanganan pasca panen dan proses pengolahannya untuk mendukung agroforestry dan tourism b. manajemen peternakan
  2. Peningkatan kapasitas masyarakat untuk mitigasi perubahan iklim melalui a. peningkatan kemampuan petani dalam mengenali ketidaknormalan iklim b. peningkatan ketersediaan air untuk mendukung agroforestry
  3. Peningkatan daya dukung lingkungan hutan

Departemen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM memfasilitasi diskusi-diskusi formal dan informal antara pemerintah daerah, warga desa, sektor swasta untuk mengidentifikasi masalah sosial-ekonomi yang muncul akibat perubahan iklim dan mencari solusi atas permasalahan tersebut. Para pemangku kepentingan tersebut terlibat pula dalam aksi lapangan.

Prof. Dr. Sigit Supadmo Arief, M.Eng menyampaikan materi di MOST.

Pada tanggal 31 Januari s.d 3 Fabruari 2017, UNESCO dan Indonesia Fund-in-Trust mengundang Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM untuk mempresentasikan hasil kegiatan di atas dalam forum Management of Social Transformation (MOST) School. Sekolah MOST (MOST School) adalah kegiatan pengembangan kapasitas yang berfokus pada penguatan kompetensi melalui pembuatan keputusan berbasis bukti di Negara-negara Anggota. Sekolah ini membantu para peneliti dan pembuat keputusan dalam menuangkan pengetahuan menjadi aksi. Tujuan utamanya adalah pembangunan berkelanjutan (sustainability development goals / SDGs).

Kontributor: Dr. Ngadisih, STP., M.Sc.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.