Dosen DTPB menjadi Narasumber Pelatihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang

[:id]Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang menyelenggarakan Pelatihan/Bimtek  Pemulihan Lahan Akibat Kerusakan Lingkungan pada tanggal 2-3 September 2019 dan 10-11 September 2019. Dalam hal ini DLH Kabupaten Magelang meminta kepada Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM untuk menugaskan Dr.Eng. Ngadisih, STP., M.Sc menjadi narasumber terkait materi Metode Konservasi Tanah dan Air dan fasilitator dalam FGD (Focus Group Discussion) Raperdes terkait pelestarian lingkungan hidup. Peserta pelatihan adalah pelaku pecinta lingkungan dan kepala desa dari 12 desa di Pegunungan Menoreh yang berada di kecamatan Borobudur dan Salaman. Kedua belas desa tersebut yakni Majaksingi, Giritengah, Kenalan, Giripurwo, Sambeng, Ngadiharjo, Bigaran, Kalisalak, Ngargoretno, Kalirejo, Paripurno, dan Margoyoso.

Dr. Ngadisih menyampaikan materi pada peserta FGD

Kawasan pegunungan Menoreh memiliki tanah yang subur dan tebal tetapi rentan longsor dan erosi. Menoreh adalah kawasan penyangga (hulu) daerah aliran sungai (DAS) Progo, dengan sungai utama Kali Progo. Pembangunan intensif dalam program Bedah Menoreh akan mengubah penutupan lahan, yang selanjutnya berdampak pada fungsi hidrologis DAS. Untuk itu, DLH Kabupaten Magelang meningatkan kapasitas masyarakat desa dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Dr.Eng. Ngadisih memaparkan berbagai alternative metode konservasi tanah dan air pada daerah Menoreh yang rawan erosi dan longsor. Ditegaskan bahwa metode yang diterapkan harus mampu meminimalkan erosi namun juga mampu mencegah longsor, berbahan lokal sehingga mudah dan murah, serta memberi nilai ekonomi pada masyarakat. Lingkungan hidup adalah urusan berbagai pihak, individu masyarakat hingga lembaga internasional. Lembaga terbawah, yakni pemerintah desa mengatur program pelestarian lingkungan hidup melalui suatu Peraturan Desa.

Kontributor dan foto : Ngadisih[:en]Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang menyelenggarakan Pelatihan/Bimtek  Pemulihan Lahan Akibat Kerusakan Lingkungan pada tanggal 2-3 September 2019 dan 10-11 September 2019. Dalam hal ini DLH Kabupaten Magelang meminta kepada Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM untuk menugaskan Dr.Eng. Ngadisih, STP., M.Sc menjadi narasumber terkait materi Metode Konservasi Tanah dan Air dan fasilitator dalam FGD (Focus Group Discussion) Raperdes terkait pelestarian lingkungan hidup. Peserta pelatihan adalah pelaku pecinta lingkungan dan kepala desa dari 12 desa di Pegunungan Menoreh yang berada di kecamatan Borobudur dan Salaman. Kedua belas desa tersebut yakni Majaksingi, Giritengah, Kenalan, Giripurwo, Sambeng, Ngadiharjo, Bigaran, Kalisalak, Ngargoretno, Kalirejo, Paripurno, dan Margoyoso.

Dr. Ngadisih menyampaikan materi pada peserta FGD

Kawasan pegunungan Menoreh memiliki tanah yang subur dan tebal tetapi rentan longsor dan erosi. Menoreh adalah kawasan penyangga (hulu) daerah aliran sungai (DAS) Progo, dengan sungai utama Kali Progo. Pembangunan intensif dalam program Bedah Menoreh akan mengubah penutupan lahan, yang selanjutnya berdampak pada fungsi hidrologis DAS. Untuk itu, DLH Kabupaten Magelang meningatkan kapasitas masyarakat desa dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Dr.Eng. Ngadisih memaparkan berbagai alternative metode konservasi tanah dan air pada daerah Menoreh yang rawan erosi dan longsor. Ditegaskan bahwa metode yang diterapkan harus mampu meminimalkan erosi namun juga mampu mencegah longsor, berbahan lokal sehingga mudah dan murah, serta memberi nilai ekonomi pada masyarakat. Lingkungan hidup adalah urusan berbagai pihak, individu masyarakat hingga lembaga internasional. Lembaga terbawah, yakni pemerintah desa mengatur program pelestarian lingkungan hidup melalui suatu Peraturan Desa.

 

Kontributor dan foto: Ngadisih[:]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.