Pemberdayaan Masyarakat Piyungan dalam Pengembangan Wilayah Agropolitan untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan

Acara Launching Program bertempat di Balai Desa Srimartani Kec. Piyungan Bantul
Hari Rabu 4 Mei 2011 – Pukul 10:00 – 12:00
 
 
Desa Srimartani termasuk salah satu desa di Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul yang berbatasan dengan Kab. Sleman dan Kab. Gunungkidul. Pada tahun 2008, jumlah penduduk Desa Srimartani tercatat 11.839 orang dengan prosentase kelompok masyarakat “pra-sejahtera” sebesar 62% yang tentunya masih perlu mendapatkan dukungan untuk meningkatkan taraf hidup ekonominya. 
 
Sebagian besar masyarakat Desa Srimartani menggantungkan hidupnya pada pertanian. Permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat pada sektor pertanian adalah belum optimalnya produktivitas usaha tani, sehingga dengan pendekatan intensifikasi pertanian masih dapat ditingkatkan. Lebih lanjut, salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah dari usaha tani, adalah dengan mengintroduksi paket-paket teknologi pertanian yang berorientasi pada pengetahuan lokal. Permasalahan yang timbul dari berbagai aspek (multisektoral), antara lain; sosial budaya, lingkungan, pendidikan, dan kesehatan masyarakat memerlukan usaha pemberdayaan semua potensi yang ada di masyarakat Desa Srimartani dengan pendekatan pengembangan wilayah terpadu dengan sentra pembangunan berbasis pada industrialisasi pertanian (Konsep Agropolitan). 
 
 
Sejalan dengan sasaran program BAZNAS yaitu “Zakat Community Development” untuk pemberdayaan masyarakat Desa Srimartani adalah terciptanya “Desa Mandiri Pangan” dan sekaligus dapat terwujud juga “Desa Mandiri Energi”. Oleh karena itu, untuk mendukung keberhasilan program tersebut, partisipasi dari segenap lapisan masyarakat sangat menentukan. Lebih lanjut, pemerintah daerah dan pusat, kalangan industri swasta maupun perguruan tinggi serta instansi/institusi/lembaga lainnya memiliki peran yang cukup signifikan untuk berkontribusi dalam program pemberdayaan.
 
Dengan konsep agropolitan yang berbasis pada industrialisasi pertanian ini diharapkan kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan di Desa Srimartani akan berkurang.  Melalui “zakat community development”, produk-produk pertanian dari Desa Srimartani ini akan diolah terlebih dahulu di pusat kawasan agropolitan sebelum dipasarkan yang lebih luas, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pelaku industri. Melalui keterkaitan tersebut, pusat agropolitan dan kawasan produksi pertanian berinteraksi satu sama lain secara menguntungkan. Dengan adanya pola interaksi ini diharapkan pembangunan Desa Srimartani dapat dipacu, migrasi penduduk desa-kota yang terjadi dapat dikendalikan, dan kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat.
 
Program-program yang akan dilaksanakan dalam “Zakat Community Development” untuk pemberdayaan masyarakat Piyungan dalam pengembangan wilayah agropolitan meliputi: 
1.Pengembangan Teknologi Pascapanen dan Pengolahan Hasil Produk Pertanian Lokal
Produk pertanian Desa Srimartani sangat beragam mulai dari tanaman pangan (padi), sayuran, buah-buahan, empon-empon, dan lain-lain namun sebagian besar produk pertanian desa ini dijual dalam bentuk bahan mentah. Untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang penanganan pascapanen, meningkatkan umur simpan dan nilai jual produk pertanian, meningkatnya kualitas produk olahan serta memperkuat kelembagaan di tingkat petani akan dilakukan program-program:
a. Peningkatan kualitas sistem dan teknologi pascapanen
b. Pengembangan diversifikasi produk pangan berbahan baku lokal
c. Peningkatan kualitas sistem penangkaran benih
d. Pengembangan kelembagaan/unit usaha pengolahan hasil pertanian
 
2. Penguatan Budaya dan Kepedulian Masyarakat dalam Konservasi Tanah dan Air
Tanah dan air merupakan komponen maupun sebagai modal utama system pertanian. Fisiografis Desa Srimartani menyebabkan karakteristik lahan dan permasalahan pertanian yang berbeda. Daerah datar yang didominasi sawah merupakan daerah hilir daeri sistem irigasi sehingga sering timbul masalah kekurangan air. Daerah pegunungan dengan topografi miring menggantungkan airnya dari hujan dan embung lapangan. Oleh karena itu disusun program: 
a. Peningkatan kecukupan air untuk pertanian
b. Introduksi teknologi konservasi tanah dan air
c. Pengembangan teknologi drainasi
 
3.Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Ternak dan Hasil Pertanian Dalam Usaha Konservasi Energi
Limbah dari perternakan sapi penggemukan merupakan bahan organik yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, yaitu penggunaan limbah ternak sebagai sumber energi dan pupuk untuk menyuburkan tanah. Meskipun demikian, proses yang kurang sempurna dapat menimbulkan permasalahan seperti bau bahkan dapat mengakibatkan keracunan pada tanaman. Agar masyarakat merasakan manfaat limbah ternak ini maka disusun program:  
a. Optimalisasi pemanfaatan biogas dari limbah ternak dan hasil pertanian. 
b. Pengembangan teknologi kompos dengan memanfaatkan limbah padat hasil pengolahan biogas dan hasil pertanian
 
4. Peningkatan Produktivitas Usaha Tani dan Ternak Melalui Pengembangan Usaha Tani Terpadu (Integrated Farming System)
Salah satu permasalahan pertanian adalah berkurangnya tenaga kerja dan berkurangnya minat generasi muda untuk terjun di pertanian. Di lain fihak ketersediaan tenaga hewan dan mekanis dirasakan juga kurang mencukupi. Pertanian juga tidak lepas dari pengaruh iklim dan hama dan penyakit tanaman. Kompleksitas permasalahan pertanian menuntut penanganan terintegrasi melalui usaha tani terpadu, yang dilaksanakan melalui:
a. Pemberdayaan unit pengelola alat dan mesin pertanian
b. Pendampingan program Integrated Pest Management 
c. Pengembangan model sistem integrasi tanaman–ternak (integrated farming system).
 
Melalui program ini BAZNAS dan UGM mengajak semua pihak untuk dapat memberikan dukungan, dan melalui program tersebut juga menunjukkan bahwa Zakat serta Infak masyarakat melalui BAZNAS benar – benar tersalurkan kepada mereka yang berhak. Seperti dikatakan Ketua Umum BAZNAS Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc. bahwa BAZNAS akan terus mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja sama dalam membantu pemerintah untuk Indonesia yang mandiri dan BAZNAS sesuai tugas dan fungsinya akan terus meningkatkan kesadaran berzakat melalui sosialisasi zakat serta menciptakan program melalui dana zakat untuk memberdayakan masyarakat. 
Ungkapan Ketua Umum BAZNAS tersebut selaras dengan komitmen Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D. yang mengatakan bahwa kerjasama yang dilakukan oleh UGM dan BAZNAS diharapkan dapat menginspirasi berbagai pihak untuk  terus meingkatkan Pemberdayaan Masyarakat seperti yang selalu dilakukan oleh UGM melaui program Pengabdian Masyarakat yang terus menerus ditingkatkan.
 
#press rilis ini juga diterbitkan secara resmi di website baznas.or.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.