Dorong Penguasan Teknologi Budidaya Kakao, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Kembali Gelar Kuliah Tamu

Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang berhasil menjadi salah satu produsen kakao terbesar di dunia. Dengan produksi kakao mencapai 659.776 ton pada tahun 2017 sejatinya menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan perekonomian masayarakat khususnya para petani kakao. Sayangnya, nilai produksi yang besar ini belum diiringi dengan kualitas biji kakao yang baik akibat terkendala beberapa faktor. Oleh karena itu, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) FTP UGM dalam kiprahnya sebagai lembaga riset dan pendidikan yang bergerak pada bidang pengembangan industri pertanian tropis yang berkelanjutan senantiasa berkomitmen mengatasi persoalan tersebut secara terintegritas dan kolaboratif bersama mitra dan masyarakat.

Suasana kuliah tamu teknologi budidaya kakao

Melalui gelaran kuliah tamu yang dilaksanakan DTPB pada Rabu 30 Oktober 2019, salah satu faktor penentu mutu biji kakao didiskusikan secara intens. Bertempat di Ruang 513 Gedung FTP UGM, Pakar Kakao yang sekaligus dosen senior Institut Pertanian Yogyakarta, Dr. Ir. Heri Wirianata MS, diundang untuk membagikan wawasan beliau yang mendalam dengan tajuk “Budidaya Kakao: Penanaman, Perawatan, dan Pemanenan”. Beliau menjelaskan pentingnya penanaman lebih dari satu varietas kakao dalam satu kebun guna menjamin keberhasilan pembentukan buah karena kebanyakan kakao bersifat self-incompatible. Budidaya kakao dengan rasio kakao criollo terhadap trinitario sebanyak 4:1 akan menghasilkan 85% biji kakao edel (putih) bermutu premium. Selain itu juga dijelaskan teknik-teknik pembibitan baik secara generatif (dari benih biji kakao) maupun vegetatif (sambung pucuk, sambung samping, dan kultur jaringan). Beberapa topik lain juga turut dibahas seperti pola budidaya yang dianjurkan dalam setahun maupun komposisi pemberian nutrisi sesuai umur tanaman yang secara keseluruhan topik-topik tersebut ditanggapi dengan sangat antusias oleh para peserta kuliah.
Dalam kesempatan yang sama turut hadir Dr. Joko Nugroho, Arifin Dwi Saputro, PhD, dan Redika Ardi Kusuma, MSi. Menurut Dr. Joko Nugroho, pengembangan teknologi pemrosesan kakao-cokelat yang selama ini telah menjadi salah satu konsen riset DTPB UGM perlu disinergikan dengan teknologi budidaya kakao yang ada. Karena, seberapapun banyak teknologi diaplikasikan pada tahap pemrosesan hanya akan berdampak minim jika tanpa diimbangi dengan perbaikan mutu bahan baku di sektor hulu. Ditambahkan juga, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi jembatan keilmuan antarbidang guna mencapai satu tujuan yang sama, peningkatan nilai kebermanfaatan kakao bagi perekonomian rakyat.

by: Redika Ardi Kusuma

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.