Tim Dosen UGM yang beranggotakan Dr. Sri Rahayoe, S.T.P., M.P., dan Dr. Joko Nugroho Wahyu Karyadi, S.T.P., M.Eng. bersama Tim dari Kaleka yaitu Bapak Fauzi, Bapak Adi, dan Bapak Samuel Payo, S.T.P. melakukan kegiatan pemanfaatan nira dari tanaman nipah (Nypa fruticans) untuk produksi gula cetak dan gula semut. Kegiatan yang berlangsung di Desa Sabuai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah tersebut diikuti oleh para petani kepiting serta anggota Kelompok Wanita Tani setempat. Selama ini tanaman nipah kurang dimanfaatkan padahal terdapat potensi sekitar 200 hektar hutan nipah di sekitar tambak para petani kepiting, sehingga potensi tanaman nipah perlu dikembangkan agar dapat termanfaatkah dengan lebih baik.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari yaitu pada tanggal 21-22 November 2023 ini terdiri dari pemaparan materi, pelatihan pembuatan gula cetak dan gula semut, serta identifikasi kualitas bahan baku baik di lahan maupun selama proses pembuatan produk. Kegiatan pada hari pertama (21/11/2023) dimulai dengan pemaparan materi, selanjutnya dilanjutkan identifikasi kualitas bahan baku, kemudian dilanjutkan pelatihan pembuatan gula cetak dan gula semut. Kegiatan pada hari kedua (22/11/2023) dimulai dengan pelatihan pembuatan gula cetak, selanjutnya dilakukan identifikasi bahan baku langsung dari hutan pohon nipah, dan dilanjutkan pembuatan gula cetak dan gula semut dari nira pohon nipah.
Pada hari pertama Tim Dosen UGM memberikan materi kepada Masyarakat Desa Sabuai mengenai potensi dan pengolahan tanaman nipah. Masyarakat terlihat sangat antusias dengan acara ini, hal tersebut terlihat dari jumlah peserta yang awalnya direncanakan hanya berjumlah sekitar 12 orang, namun pada saat acara jumlah peserta mencapai 24 orang. Dalam kesempatan tersebut Dr. Sri Rahayoe, S.T.P., M.P. menjelaskan bahwa dari pohon nipah dapat diolah menjadi berbagai olahan produk makanan seperti gula cair, gula cetak dan gula semut dari nira tanaman nipah, kemudian buah nipah juga dapat dimanfaatkan menjadi sirup dan minuman siap saji. Materi selanjutnya diberikan oleh Dr. Joko Nugroho Wahyu Karyadi, S.T.P., M.Eng., beliau menjelaskan untuk menghasilkan produk cetak dan gula semut gula yang baik maka bahan baku yaitu nira nipah harus dijaga agar kualitasnya baik. Lebih lanjut beliau menambahkan satu-satunya cara menjaga nira nipah agar tetap baik adalah dengan memperhatikan higienitas selama proses penderesan (pengambilan nira) agar meminimalkan kontaminasi bakteri yang dapat merusak nira nipah. Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan gula semut dan gula cetak. Masyarakat Desa Sabuai sangat antusias melihat hasil gula cetak dan gula semut yang diproduksi.
Pada hari kedua Tim UGM kembali mengadakan pelatiah pembuatan gula cetak. Setelah pelatihan pembuatan gula cetak Tim UGM, Tim Kaleka, dan Masyarakat Desa Sabuai pergi ke hutan nipah untuk melakukan pengecekan kualitas nira nipah di lahan. Hutan nipah berjarak sekitar 4 km dari Desa Sabuai. Hasil pengukuran kualitas nira nipah dari lahan diketahui bahwa nira nipah mengalami kerusakan (menjadi asam) karena terlalu lama dibiarkan di udara terbuka. Tim UGM dibantu Tim Kaleka, dan Masyarakat Desa Sabuai kemudian mengumpulkan nira nipah yang ada untuk langsung diolah menjadi gula semut. Nira nipah yang diambil dari kebun selanjutnya diolah menjadi gula semut, dan kali ini berhasil menghasilkan gula semut dari nira nipah.
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan diversifikasi pangan di Desa Sabuai, serta mampu menjadi penghasilan tambahan bagi Masyarakat Desa Sabuai hal ini sejalan dengan tujuan Desa Sabuai untuk memajukan wilayahnya. Pemanfaatan hutan nipah juga mengurangi potensi alih fungsi lahan untuk kegiatan perkebunan, sehingga ekosistem pantai dan rawa habitat tanaman nipah menjadi terjaga. Hal tersebut sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu: Zero Hunger (2), Decent Work and Economy Growth (8), Life Below Water (14), Life on Line (15), dan Partnership for The Goals (17).