Program pengadaan beras bagi rumah tangga sasaran/miskin yakni Raskin terbukti mendorong terciptanya banyak kegiatan ekonomi.
"Banyak kegiatan ekonomi yang berkembang dengan adanya program Raskin," kata Direktur Utama Perum BULOG, Mustafa Abubakar, di Jakarta, Rabu.
Ia mencontohkan program tersebut memungkinkan rantai ekonomi berjalan sebagai "multiplier effect" (dampak rentetan) program Raskin di antaranya berlangsungnya kegiatan pengangkutan untuk penyebaran stok.
Selain itu terjadi pula kegiatan angkutan dalam upaya untuk membawa beras Raskin sampai di titik distribusi dan kegiatan bongkar muat.
"Semua kegiatan itu tentu melibatkan banyak tenaga kerja," katanya.
Menurut dia, data rumah tangga sasaran/miskin selama ini tidak dapat dipungkiri sebagian besar berada di wilayah pedesaan.
Dengan demikian kegiatan penunjang distribusi Raskin otomatis juga banyak berada di wilayah pedesaan.
"Dampak Raskin ini juga mendorong perekonomian kegiatan penunjang penyaluran Raskin," katanya.
Mustafa mengatakan, Raskin sesuai dengan tujuannya adalah untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga yang sasarannya melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras.
Di samping itu Raskin juga berdampak pada terciptanya sejumlah keuntungan secara tidak langsung di antaranya stimulasi terhadap peningkatan permintaan agregat yang terjadi karena peningkatan daya beli rumah tangga sasaran (RTS).
Raskin dialokasikan bagi setiap RTS sebanyak 15 kg/bulan selama 12 bulan. Harga tebus Raskin di titik distribusi sebesar Rp1.600/kg dengan jumlah RTS 18.497.302 pada 2009. Pada tahun yang sama itu pula jumlah beras yang akan disalurkan sebesar 3,3 juta ton.(eB)
(Sumber:Antara)