Sebagai usaha untuk memberi dorongan semangat serta motivasi kepada mahasiswa untuk berani memulai berwirausaha, mata kuliah Kewirausahaan mengundang Dosen Tamu yang merupakan praktisi bisnis untuk berbagi pengalaman (sharing) tentang seluk beluk berwirausaha. Hal tersebut dipandang perlu dilakukan karena staf pengajar mata kuliah Kewirausahaan tersebut belum punya banyak pengalaman di dalam bisnis, karena materi-materi yang disampaikan dalam kuliah adalah dari buku pegangan (text book). Atas dasar hal tersebut kehadiran Dosen Tamu tersebut sangat penting untuk menambah wawasan mahasiswa.
Secara periodik kuliah Kewirausahaan ini mengundang Dosen Tamu, minimal 1 (satu) semester 1 (satu) kali. Untuk Semester Gasal Tahun Ajaran 2015/2016 ini mengundang pasangan suami isteri Andy Fajar Handika (Co Founder KULINA) dan Suksmasari (Co Founder MAKANDIANTAR) yang keduanya berpengalaman dalam bisnis kuliner. Tidak sekedar berbisnis kuliner biasa, tapi pasangan tersebut berbisnis kuliner dengan menggunakan teknologi informasi yaitu media sosial (medsos) yang saat ini sangat populer.
Awalnya Andy menjelaskan pentingnya medsos tersebut untuk berkomunikasi yang sekaligus bisa digunakan untuk berbisnis. Menurutnya beberapa medsos yang saat ini banyak digunakan antara lain : facebook, twitter, whatsapp, kakaotalk, Line, dsb. Namun dalam perkembangannya medsos-medsos yang lain juga bisa digunakan untuk keperluan bisnis, antara lain : instagram, tumblr, linkedin, Google+, facebook pages, dll. Masing2 medsos tersebut mempunyai plus dan minus, tergantung penggunaannya.
Suksmasari menjelaskan pengalamannya saat mendirikan FoodFezt yang awalnya sangat digemari oleh pelanggan terutama di kalangan mahasiswa dan karyawan perkantoran. Kemudian bisnis kulinernya meluas dengan mendirikan Kopi Oey (menyediakan masakan tradisional) dan Michigo (menyediakan masakan khas Korea). Semua tempat makan tersebut sudah menggunakan teknologi informasi, yang karena atas idenya tersebut Andy dinobatkan menjadi pemenang pada kompetisi Wirausaha Muda Mandiri Award 2011. Dalam perkembangannya usaha kuliner tersebut mengalami beberapa kendala antara lain : kenaikan harga properti, sewa tempat yang mahal, kenaikan gaji karyawan, munculnya sangat banyak tempat makan kuliner di Jogja, dan lemahnya aturan yang berlaku, dll. Atas dasar itu mereka memiliki pemikiran untuk merubah alur bisnis menjadi online business dengan menggunakan medsos dan pembuatan web. Kecuali Kopi Oey, tempat makan lainnya sudah ditutup karena masalah-masalah tersebut di atas.
Dengan berbasis pada sistem di Web dan penggunaan medsos tersebut, mereka menguatkan alur bisnis kuliner dengan metode online delivery service yang memungkinkan semua order bisa diantarkan sampai ke tempat pemesan. Kemudahan melakukan pemesanan dilakukan melalui web www.makandiantar.com. Dengan model bisnis yang baru tersebut hal-hal yang menjadi kendala pada saat berbisnis kuliner secara reguler dapat dikendalikan. Pemesan dapat memesan makanan, minuman, snack, dessert dan banyak produk lainnya melalui website, Line, Kakaotalk, whatsapp, dsb. Segala informasi yang berkaitan dengan bisnis ini juga dapat dilihat dalam medsos yang ada seperti pada Instagram, Facebook Pages, Twitter, Line, Google+. Dengan model-model promo yang diterapkan sampai saat ini sudah sekitar 6000 user di DI Yogyakarta.
Dalam perkembangannya, bisnis kuliner dengan menggunakan medsos dan web semakin didalami oleh mereka dengan selanjutnya mendirikan KULINA. Berbeda dengan MAKANDIANTAR, KULINA tidak memerlukan infrastruktur dapur untuk memproduksi makanan, karena Kulina bertindak sebagai mediator antara produsen dan konsumen. Atas ide yang disampaikan lewat berbagai media, Andy sebagai Co Founder Kulina diundang oleh International Web Summit untuk mempresentasikan gagasannya di Dublin, Irlandia. Model bisnis seperti yang dirintis Andy ini diharapkan mampu berkembang pesat dan bisa adapted dengan kondisi dunia yang juga terus berkembang.
Penulis: Dr. Ir. Saiful Rochdyanto, MS
Video Tambahan dari Makandiantar
https://www.youtube.com/watch?v=GVCk185tpJw
Sebagai usaha untuk memberi dorongan semangat serta motivasi kepada mahasiswa untuk berani memulai berwirausaha, mata kuliah Kewirausahaan mengundang Dosen Tamu yang merupakan praktisi bisnis untuk berbagi pengalaman (sharing) tentang seluk beluk berwirausaha. Hal tersebut dipandang perlu dilakukan karena staf pengajar mata kuliah Kewirausahaan tersebut belum punya banyak pengalaman di dalam bisnis, karena materi-materi yang disampaikan dalam kuliah adalah dari buku pegangan (text book). Atas dasar hal tersebut kehadiran Dosen Tamu tersebut sangat penting untuk menambah wawasan mahasiswa.
Secara periodik kuliah Kewirausahaan ini mengundang Dosen Tamu, minimal 1 (satu) semester 1 (satu) kali. Untuk Semester Gasal Tahun Ajaran 2015/2016 ini mengundang pasangan suami isteri Andy Fajar Handika (Co Founder KULINA) dan Suksmasari (Co Founder MAKANDIANTAR) yang keduanya berpengalaman dalam bisnis kuliner. Tidak sekedar berbisnis kuliner biasa, tapi pasangan tersebut berbisnis kuliner dengan menggunakan teknologi informasi yaitu media sosial (medsos) yang saat ini sangat populer.
Awalnya Andy menjelaskan pentingnya medsos tersebut untuk berkomunikasi yang sekaligus bisa digunakan untuk berbisnis. Menurutnya beberapa medsos yang saat ini banyak digunakan antara lain : facebook, twitter, whatsapp, kakaotalk, Line, dsb. Namun dalam perkembangannya medsos-medsos yang lain juga bisa digunakan untuk keperluan bisnis, antara lain : instagram, tumblr, linkedin, Google+, facebook pages, dll. Masing2 medsos tersebut mempunyai plus dan minus, tergantung penggunaannya.
Suksmasari menjelaskan pengalamannya saat mendirikan FoodFezt yang awalnya sangat digemari oleh pelanggan terutama di kalangan mahasiswa dan karyawan perkantoran. Kemudian bisnis kulinernya meluas dengan mendirikan Kopi Oey (menyediakan masakan tradisional) dan Michigo (menyediakan masakan khas Korea). Semua tempat makan tersebut sudah menggunakan teknologi informasi, yang karena atas idenya tersebut Andy dinobatkan menjadi pemenang pada kompetisi Wirausaha Muda Mandiri Award 2011. Dalam perkembangannya usaha kuliner tersebut mengalami beberapa kendala antara lain : kenaikan harga properti, sewa tempat yang mahal, kenaikan gaji karyawan, munculnya sangat banyak tempat makan kuliner di Jogja, dan lemahnya aturan yang berlaku, dll. Atas dasar itu mereka memiliki pemikiran untuk merubah alur bisnis menjadi online business dengan menggunakan medsos dan pembuatan web. Kecuali Kopi Oey, tempat makan lainnya sudah ditutup karena masalah-masalah tersebut di atas.
Dengan berbasis pada sistem di Web dan penggunaan medsos tersebut, mereka menguatkan alur bisnis kuliner dengan metode online delivery service yang memungkinkan semua order bisa diantarkan sampai ke tempat pemesan. Kemudahan melakukan pemesanan dilakukan melalui web www.makandiantar.com. Dengan model bisnis yang baru tersebut hal-hal yang menjadi kendala pada saat berbisnis kuliner secara reguler dapat dikendalikan. Pemesan dapat memesan makanan, minuman, snack, dessert dan banyak produk lainnya melalui website, Line, Kakaotalk, whatsapp, dsb. Segala informasi yang berkaitan dengan bisnis ini juga dapat dilihat dalam medsos yang ada seperti pada Instagram, Facebook Pages, Twitter, Line, Google+. Dengan model-model promo yang diterapkan sampai saat ini sudah sekitar 6000 user di DI Yogyakarta.
Dalam perkembangannya, bisnis kuliner dengan menggunakan medsos dan web semakin didalami oleh mereka dengan selanjutnya mendirikan KULINA. Berbeda dengan MAKANDIANTAR, KULINA tidak memerlukan infrastruktur dapur untuk memproduksi makanan, karena Kulina bertindak sebagai mediator antara produsen dan konsumen. Atas ide yang disampaikan lewat berbagai media, Andy sebagai Co Founder Kulina diundang oleh International Web Summit untuk mempresentasikan gagasannya di Dublin, Irlandia. Model bisnis seperti yang dirintis Andy ini diharapkan mampu berkembang pesat dan bisa adapted dengan kondisi dunia yang juga terus berkembang.
Penulis: Dr. Ir. Saiful Rochdyanto, MS
Video Tambahan dari Makandiantar
https://www.youtube.com/watch?v=GVCk185tpJw