Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem bersama KBI berdayakan UMKM Pangan Lokal Bantul masa Pandemi Covid-19

Pada masa Pendemi C19, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian UGM konsisten melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Kegiatan pengabdian difokuskan pada penguatan kapasitas UMKM Pangan Lokal khususnya di Desa Selopamioro Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul DI. Yogyakarta.

Desa Selopamioro terletak pada zona Pegunungan Selatan Pulau Jawa, dengan topografi berupa dataran hingga perbukitan yang tersusun oleh material batuan dari Formasi Nglanggeran dan Formasi Wonosari. Karakteristik lahan di Selopamioro adalah kawasan berbukit dengan batuan dasar yang keras dan tanahnya tipis dan sedikit curah hujan (< 1.500 mm/tahun). Pemerintah desa Selopamioro (2015) melaporkan tipe penggunaan lahan tegalan seluas 49% dan pekarangan (17%), lahan sawah hanya 16% dari total luas lahan. Penduduk Selopamioro memiliki mata pencaharian dari bidang pertanian (74% dari total jumlah penduduk) dan didominasi pertanian lahan kering. Karena topografi wilayahnya yang berbukit, pertanian diintegrasikan dengan tanaman tahunan (agroforestri) untuk meminimalkan kerusakan lahan akibat erosi. Komoditas yang dibudidayakan adalah buah durian, alpukat, rambutan, kelengkeng, dan sirsak serta tanaman sonokeling dan jati.

Pemberdayaan Masyarakat

Tanaman musiman ditanam di bawah tegakan tanaman tahunan antara lain bawang merah, cabai rawit, kacang tanah, jagung, dan singkong. Masyarakat Selopamioro telah meningkatkan nilai jual produk pertaniannya dengan mengolah hasil pertanian menjadi produk olahan seperti keripik singkong, kenikir, pare, cabai, dan keripik pisang, brambang goreng, ice cream sirsak, alpukat, dan ice cream sirsak, serta singkong beku. Pemerintah desa Selopamioro mendampingi dan membina UMKM Pangan Lokal Bersama dengan Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM sejak tahun 2015 dengan introduksi teknologi produksi di lahan hingga pemasaran.

Diskusi produk hasil UMKM

Pendemi Covid 19 berdampak pada semua sektor kehidupan, termasuk para pelaku UMKM di Selomapioro. Pendemi berdampak positif pada UMKM pengolahan pangan, karena selama WfH (work from home) dan SfH (study from home) masyarakat lebih banyak membutuhkan makanan camilan. Bukan hanya kuantitas, saat ini masyarakat juga lebih perhatian pada aspek kualitas dan keamanan pangan. Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM bekerjasama dengan Yanmar Environment Sustainable Suport Asscociation (YESSA) dan PT. Kliring Berjangka Indonesia (PT. KBI) mendampingi dan membina UMKM Pangan di Selopamioro. Kegiatan diarahkan pada penguatan kapasitas UMKM Pangan di Selopamioro dengan introduksi teknologi pertanian (alat dan mesin pertanian tepat guna). Penguatan kapasitas dalam aspek produksi, kualitas dan keamanan pangan (food safety), peningkatan kemampuan ekonomi UMKM (keluarga).

Pemberdayaan Masyarakat

Pada hari Kamis tanggal 6 Agustus 2020 dilaksanakan kick off kegiatan pengabdian dengan acara serah terima alat pemecah kedelai dan perajang tempe/pare kepada 3 pelaku UMKM di Selopamioro. Keterlibatan YESSA dan KBI merupakan bentuk kepedulian mitra (unsur pemerintah – BUMN) untuk mengakselerasi program pemberdayaan masyarakat dan menjamin keberlanjutan program dari aspek penguatan jaringan sosial, ekonomi dan lingkungan. Hadir dalam acara kick off, 6 orang staf PT. KBI dengan ketua rombongan Bapak Fajar Wibhiyadi di dampingi ketua Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM, Prof. Dr. Ir. Lilik Sutiarso, M.Eng. Sesuai dengan himbauan pemerintah, acara kick off menggunakan protocol Covid 19 dengan mendatangi ke rumah masing-masing pelaku UMKM yang dibina. Kunjungan pertama di rumah kepala dukuh Nawungan 1 (Pak Juri), sebagai pelaku pengembangan olahan pangan dari kebun buah Nawungan berupa ice cream sirsak, alpukat, kelapa, dan singkong beku. Kunjungan kedua dilaksanakan di rumah ibu Ria Dusun Nawungan 2, pelaku UMKM tempe. Terakhir, kunjungan ke rumah ibu Lastri dusun Kajor Wetan sebagai pelaku UMKM keripik tempe, ceriping pisang dan singkong.

Kontributor: Dr. Ngadisih

Foto: Dr. Joko Nugroho WK.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.