
Sleman, 12 Agustus 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak menyelenggarakan acara Gerakan Irigasi Bersih sebagai bentuk dukungan terhadap program prioritas Pemerintah menuju swasembada pangan. Kegiatan ini berlangsung di Saluran Van der Wijck, Daerah Irigasi Karang Talun, tepatnya di kawasan Cagar Budaya Buk Renteng yang secara administratif terletak di Dusun Tangkisan, Desa Banyurejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Acara ini menghadirkan Prof. Dr. Sigit Supadmo, Guru Besar dari Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB), Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Universitas Gadjah Mada, sebagai narasumber utama. Dalam sesi dialog bertema “Mengedepankan Fungsi Irigasi sebagai Penopang Swasembada Pangan”, Prof. Sigit menekankan latar belakang Gerakan Irigasi Bersih.

Prof. Sigit menyampaikan bahwa Gerakan Irigasi Bersih (GIB) sudah dicanangkan di Bendung Tegal Kiri pada tgl 26 Maret Tahun 2013 oleh Dr. Donny Azdan Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas saat itu. GIB tersebut diberi nama Merti Tirto Amartani. Amartani merupakan penghormatan pada Sultan Agung Hanyakrokusumo Sultan Mataram Islam yang bertahta di Pleret sedangkan Martani merupakan nama kecil Sultan Agung sewaktu masih kecil. GIB juga menemukan satu ritual budaya pertanian yang hilang adalah Ritual Mapag Toya, yaitu memasukkan air pertama kali ke sawah untuk memulai kegiatan pertanian. Salah satu kunci keberlanjutan GIB adalah dialog masyarakat, pemerintah, dan akademisi.
Selain dialog, acara ini juga ditandai dengan pencanangan simbolis Gerakan Irigasi Bersih dan kegiatan pembersihan jaringan irigasi di Saluran Van der Wijck. Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, petani, serta instansi terkait, sebagai wujud kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air pertanian.
BBWS Serayu Opak menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang untuk meningkatkan efisiensi dan kebersihan jaringan irigasi, sekaligus memperkuat peran masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air. Kegiatan Gerakan Irigasi Bersih ini memiliki keterkaitan langsung dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Pertama, SDG 2: Tanpa Kelaparan, melalui upaya menjaga kebersihan dan kelancaran irigasi yang berkontribusi pada peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional. Kedua, SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak, dengan memastikan kualitas dan distribusi air irigasi yang lebih baik bagi lahan pertanian. Ketiga, SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, karena pelestarian jaringan irigasi di kawasan cagar budaya seperti Buk Renteng ikut menjaga keberlanjutan lingkungan dan warisan budaya. Keempat, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang tercermin dari sinergi antara pemerintah, akademisi, petani, dan masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan air yang berkelanjutan.