Pada tahun 2004 Student Centered Learning (SCL) mulai disosialisasikan kepada para dosen UGM. Sosialisasi ini kemudian ditindaklanjuti dengan pelatihan SCL, pelatihan tutorial, dan pelatihan student assessment sebagai bagian integral dari SCL. Pelatihan SCL dilakukan di tingkat universitas, fakultas, maupun jurusan. Pelatihan SCL juga disertai dengan pemberian berbagai hibah untuk merangsang dosen mengembangkan dan mengimplementasikan SCL. Perkembangan implementasi SCL di UGM sangat bervariasi dari yang bersifat individual (dosen), kelompok (team teaching), sampai institusional (fakultas, jurusan).
Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) merupakan salah satu fakultas di lingkungan UGM yang telah mengimplementasikan SCL. Hal ini terbukti dengan FTP mengadakan lokakarya dan pelatihan SCL serta aktif mengirimkan dosen mengikuti lokakarya dan pelatihan SCL di tingkat universitas. Mengingat banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan metode SCL, maka FTP bertekat meningkatkan implementasi SCL tersebut.
Salah satu agenda dalam meningkatkan implementasi SCL adalah lokakarya implementasi SCL yang tertujuan untuk memonitor implementasi SCL di setiap program studi, meningkatkan kapasitas dosen dalam implementasi SCL, serta menyempurnakan dan merumuskan metode SCL yang sesuai bagi FTP. Lokakarya dilaksanakan tanggal 27 dan 28 Oktober 2009 dengan mengundang seluruh dosen di FTP dan fasilitator dari Pusat Pengembangan Pendidikan (P3) UGM.
Sembilan orang dosen yang mewakili tiga program studi di FTP memaparkan implementasi SCL di mata kuliah masing-masing. Untuk Jurusan Teknik Pertanian, 3 orang yang mendapat kesempatan memaparkan pengalaman implementasi SCL adalah Rudiati Evi Masithoh, M.Dev.Tech (Robotikan Pertanian), Murtiningrum, M.Eng (Azas dan Teknik Irigasi dan Mekanika Fluida), dan Hanim Zuhrotul Amanah, MP (Pindah Panas).
Dari hasil presentasi dan diskusi diketahui bahwa penerapan SCL dipengaruhi oleh karakteristik matakuliah. Matakuliah yang kuat pada konsep dan prinsip, seperti Pindah Panas dan Mekanika Fluida, cenderung menggunakan perpaduan antara TCL (Teacher Centered Learning) dan SCL. Dengan TCL konsep dan prinsip disampaikan kepada mahasiswa sedangkan metode SCL terutama dengan case based learning akan memberikan konteks yaitu membawa konsep pada kasus nyata. Karakteristik matakuliah yang lain adalah mata kuliah yang berisi fakta, seperti Robotika Pertanian dan Azas dan Teknik Irigasi. Matakuliah tipe ini biasanya dijumpai pada semester tinggi sebagai matakuliah pilihan sehingga biasanya prior knowledge mahasiswa sudah cukup banyak. Pada matakuliah dengan tipe ini SCL bisa diterapkan dengan kuat karena mahasiswa dapat dibiarkan membangun kompetensinya secara mandiri. Model SCL yang dapat diterapkan antara lain Research Based Learning, Collaborative Learning, Competitive Learning, dan Cooperative Learning.
Penerapan SCL pada matakuliah bersifat lentur. Flexible education merupakan perpaduan antara SCL, TCL, dan komitmen. Kombinasi SCL dan TCL sangat tergantung pada karakter matakuliah, ukuran kelas, dan kesiapan mahasiswa. Namun demikian diusahakan untuk semaksimal mungkin mengaktifkan mahasiswa melalui SCL.
Akhirnya disimpulkan bahwa dengan SCL diyakini dapat membangun soft skills dengan cukup baik dan terbangun live long learner. Sehingga FTP berkomitmen akan terus menerapkan SCL dalam proses pembelajaran.