[:id]Magic Water Harvester: Mesin Tepat Guna Penghasil Air Bersih dari Udara, merupakan sebuah alat yang dapat menghasilkan air dari udara melalui proses pengembunan udara. Berawal dari pemahaman mengenai hubungan antara RH dan suhu terhadap wujud air yang tersaji dalam psychrometric chart dan permasalahan di Indonesia masih banyak tempat yang kekurangan pasokan air bersih, tercetuslah ide untuk menghasilkan air dari udara sebagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Indonesia.
Amalia Adinugraha Arisakti, Warit Abi Nurazaq dan Ardan Wiratmoko adalah mahasiswa Teknik Pertanian dan Biosistem yang mencetuskan Magic Water Harvester. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) dengan pembimbing Dr. Ir. Nursigit Bintoro, M.Sc., mereka berhasil mewujudkan prototype Magic Water Harvester dari dana hibah DIKTI.
Prinsip dasar dari Magic Water Harvester adalah dengan mengembunkan udara melalui cara mengkontakkan udara ke permukaan yang didinginkan di bawah dew point (titik embun) sehingga didapat air yang kemudian menetes ke wadah. Komponen utama dari alat ini adalah peltier, fin aluminium, kipas dan power supply. Peltier digunakan sebagai sistem pendingin untuk mendinginkan fin aluminium. Kipas digunakan untuk menyuplai udara agar kontak ke fin aluminium dan power supply untuk suplai arus DC ke peltier.
Prototype Magic Water Harvester telah selesai dibuat dan diujikan di laboratorium Teknik Lingkungan dan Bangunan Pertanian, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Uji coba memberikan hasil positif dapat dihasilkan air sebanyak 70 mililiter. Agar dapat berjalan berkelanjutan dan menjadi teknologi hijau, digunakan panel surya sebagai sumber energi alternatif untuk mengoperasikan alat ini. Kedepannya diharapkan inovasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan dijadikan sebagai batu loncatan inovasi penyediaan air bersih bagi masyarakat.
Kontributor: Amalia Adinugraha Arisakti
[:en]Magic Water Harvester: Mesin Tepat Guna Penghasil Air Bersih dari Udara, merupakan sebuah alat yang dapat menghasilkan air dari udara melalui proses pengembunan udara. Berawal dari pemahaman mengenai hubungan antara RH dan suhu terhadap wujud air yang tersaji dalam psychrometric chart dan permasalahan di Indonesia masih banyak tempat yang kekurangan pasokan air bersih, tercetuslah ide untuk menghasilkan air dari udara sebagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Indonesia.
Amalia Adinugraha Arisakti, Warit Abi Nurazaq dan Ardan Wiratmoko adalah mahasiswa Teknik Pertanian dan Biosistem yang mencetuskan Magic Water Harvester. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dengan pembimbing Dr. Ir. Nursigit Bintoro, M.Sc., mereka berhasil mewujudkan prototype Magic Water Harvester dari dana hibah DIKTI.
Prinsip dasar dari Magic Water Harvester adalah dengan mengembunkan udara melalui cara mengkontakkan udara ke permukaan yang didinginkan dibawah dew point (titik embun) sehingga didapat air yang kemudian menetes ke wadah. Komponen utama dari alat ini adalah peltier, fin aluminium, kipas dan power supply. Peltier digunakan sebagai sistem pendingin untuk mendinginkan fin aluminium. Kipas digunakan untuk menyuplai udara agar kontak ke fin aluminium dan power supply untuk suplai arus DC ke peltier.
Prototype Magic Water Harvester telah selesai dibuat dan diujikan di laboratorium Teknik Lingkungan dan Bangunan Pertanian, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, FTP UGM dan memberikan hasil positif dapat dihasilkan air sebanyak 70 mililiter. Agar dapat berjalan berkelanjutan dan menjadi teknologi hijau, digunakan panel surya sebagai sumber energi alternatif untuk mengoperasikan alat ini. Kedepannya diharapkan inovasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan dijadikan sebagai batu loncatan inovasi penyediaan air bersih bagi masyarakat.
[:]
[…] Magic Water Harvester adalah alat penghasil air dari udara yang dibuat oleh mahasiswa Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas Gadjah Mada. Tim mahasiswa ini terdiri dari Amalia Adinugraha Arisakti, Warit Abit Nurazaq, dan Ardan Wiratmoko di bawah bimbingan Dr. Ir. Nursigit Bintoro, M.Sc. […]