Dosen DTPB Menjadi Narasumber dalam Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Tata Guna Air dan Inventarisasi Kinerja GP3A Daerah Irigasi Sistem Kalibawang, Kulon Progo

Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO) menyelenggarakan kegiatan bertajuk sosialisasi pengembangan tata guna air dan inventarisasi kondisi serta kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A/GP3A/IP3A) pada Daerah Irigasi (DI) Sistem Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan tersebut dibagi ke dalam 2 hari pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2019 di Balai Desa Kembang Kecamatan Nanggulan, dengan peserta 4 GP3A Kalibawang Hulu (Kalibawang 1, Kalibawang 2, Penjalin, dan Donomulyo). Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2019 di Balai Desa Tayuban Kecamatan Panjatan, dengan peserta 4 GP3A Kalibawang Hilir (Papah, Pengasih Barat, Pengasih Timur, dan Pekik Jamal).

Paparan materi oleh Ansita GP, M.Eng.

Pada kegiatan tersebut 2 dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) UGM, Prof. Sigit Supadmo Arif dan Ansita Gupitakingkin Pradipta, M.Eng diminta menjadi narasumber untuk menyampaikan materi terkait analisis kinerja GP3A pada DI Sistem Kalibawang. Analisis kinerja tersebut dapat digunakan sebagai dasar penentuan kebutuhan pelatihan Unit Pengembangan Tata Guna Air (PTGA). Di samping itu, hadir pula Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan BBWS SO (Hanugerah Purwadi, MT) yang bertindak selaku narasumber terkait materi peran pemerintah dan roadmap dalam PTGA. Unit PTGA ini nantinya selain bertindak sebagai fasilitasi pemberdayaan, juga akan bertugas sebagai knowledge management center (KMC) terkait pengelolaan tata guna air di berbagai wilayah BBWS/BWS.

Paparan materi oleh Prof. Sigit Supadmo Arif

Secara keseluruhan sekitar 150 peserta hadir dalam rangkaian kegiatan tersebut. Para peserta antusias menyimak keseluruhan materi, serta menyampaikan aspirasinya mengenai sistem pengelolaan irigasi pada wilayah masing – masing. Dari kegiatan tersebut dapat tergali permasalahan – permasalahan yang selama ini terjadi pada teknis pengelolaan DI Sistem Kalibawang. Terungkap bahwa antara wilayah hulu dan hilir memiliki karakteristik permasalahan yang berbeda. Menurut Ansita, kegiatan dialog antar petani, akademisi, serta pemangku kepentingan seperti ini sangat baik untuk dilakukan secara rutin demi mencari alternatif solusi permasalahan yang dihadapi, serta demi kesinambungan pengembangan tata guna air.

Kontributor: Ansita GP

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.