Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Menyusun Rencana Master Plan Agroedu-wisata di Desa Sambak Kajoran Magelang

[:id]

Kamis, 27 Januari 2022 ketua Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem bersama dengan Dr. Ngadisih, STP., M.Sc dan Andri Prima Nugroho, STP., M.Agr., PhD diberi tugas oleh Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM untuk konsolidasi dengan pemerintah Desa Sambak – Kajoran Magelang Jawa Tengah. Pertengahan Januari 2022, Kepala Desa Sambak berkirim surat kepada Dekan FTP UGM untuk meminta pendampingan penyusunan Master Plan Agroedu-wisata.

Peninjauan lapangan


Keterlibatan masyarakat dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang telah diapresiasi oleh Pemerintah. Dari total 29 desa yang ada di Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, 3 desa di antaranya telah mendapatkan penghargaan ProKlim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu Desa Madukoro (2016), Desa Sambak (ProKlim Utama 2017, ProKlim Lestari 2021) dan Desa Wonogiri (2018). Desa Sambak berada pada wilayah yang merupakan zona transisi gunung api muda (Gunung Sumbing) dan gunung api tua (Pegunungan Menoreh), sehingga terdiri dari material endapan dengan tanah yang tebal berlapis-lapis dan subur. Tanah yang tebal dengan sudut lereng curam menyebabkan wilayah memiliki kerawanan erosi dan longsor. Lebih dari 80% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, mengolah lahan pertanian di wilayah perbukitan. Pertanian sebagai aktivitas ekonomi utama maka harus mampu beradaptasi dengan kondisi lahan sehingga dapat meminimalkan dampak perubahan iklim. 

Produk yang akan dikembangkan di desa wisata


Kopi Potorono telah dikembangkan oleh warga sejak tahun 2003 dalam bentuk agroforestry dan telah mampu mengurangi potensi erosi dan longsor di wilayah Sambak serta meningkatkan pendapatan rumah tangga. Dalam rangka mendongkrak pendapatan asli desa (PAD), maka pada tahun 2021 pemerintah Desa Sambak bertujuan mengembangkan kebun buah di lahan kas desa seluas 20 hektar. Setalah survey ke lokasi rencana kebun buah, selanjutnya diskusi untuk konsep pengembangan model ekonomi Bio-Circular-Green (BCG) yakni kolaborasi pertanian, pendidikan, dan teknologi IoT (internet of thing). Tim TPB FTP UGM bertemu dan berdialog dengan kepala desa, sekretaris desa, para dukuh, pendamping desa, dan petugas penyuluah kehutanan wilayah Kajoran. Selanjutnya pemerintah desa dengan FTP UGM akan melakukan tindak lanjut perjanjian kerjasama untuk penyusunan master plan Agroedu wisata sebagai model ekonomi BCG.

Foto bersama tim DTPB dengan Pemerintah Desa Sambak



Kontributor: Ngadisih

[:en]

Kamis, 27 Januari 2022 ketua Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem bersama dengan Dr. Ngadisih, STP., M.Sc dan Andri Prima Nugroho, STP., M.Agr., PhD diberi tugas oleh Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM untuk konsolidasi dengan pemerintah Desa Sambak – Kajoran Magelang Jawa Tengah. Pertengahan Januari 2022, Kepala Desa Sambak berkirim surat kepada Dekan FTP UGM untuk meminta pendampingan penyusunan Master Plan Agroedu-wisata.

Peninjauan lapangan


Keterlibatan masyarakat dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang telah diapresiasi oleh Pemerintah. Dari total 29 desa yang ada di Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, 3 desa di antaranya telah mendapatkan penghargaan ProKlim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu Desa Madukoro (2016), Desa Sambak (ProKlim Utama 2017, ProKlim Lestari 2021) dan Desa Wonogiri (2018). Desa Sambak berada pada wilayah yang merupakan zona transisi gunung api muda (Gunung Sumbing) dan gunung api tua (Pegunungan Menoreh), sehingga terdiri dari material endapan dengan tanah yang tebal berlapis-lapis dan subur. Tanah yang tebal dengan sudut lereng curam menyebabkan wilayah memiliki kerawanan erosi dan longsor. Lebih dari 80% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, mengolah lahan pertanian di wilayah perbukitan. Pertanian sebagai aktivitas ekonomi utama maka harus mampu beradaptasi dengan kondisi lahan sehingga dapat meminimalkan dampak perubahan iklim 

Produk yang akan dikembangkan di desa wisata


Kopi Potorono telah dikembangkan oleh warga sejak tahun 2003 dalam bentuk agroforestry dan telah mampu mengurangi potensi erosi dan longsor di wilayah Sambak serta meningkatkan pendapatan rumah tangga. Dalam rangka mendongkrak pendapatan asli desa (PAD), maka pada tahun 2021 pemerintah Desa Sambak bertujuan mengembangkan kebun buah di lahan kas desa seluas 20 hektar. Setalah survey ke lokasi rencana kebun buah, selanjutnya diskusi untuk konsep pengembangan model ekonomi Bio-Circular-Green (BCG) yakni kolaborasi pertanian, pendidikan, dan teknologi IoT (internet of thing). Tim TPB FTP UGM bertemu dan berdialog dengan kepala desa, sekretaris desa, para dukuh, pendamping desa, dan petugas penyuluah kehutanan wilayah Kajoran. Selanjutnya pemerintah desa dengan FTP UGM akan melakukan tindak lanjut perjanjian kerjasama untuk penyusunan master plan Agroedu wisata sebagai model ekonomi BCG.

Foto bersama tim DTPB dengan Pemerintah Desa Sambak



Kontributor: Ngadisih

[:]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.