
Dr. Prieskarinda Lestari, S.T., Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, mendapatkan undangan dan kesempatan yang berharga untuk menjadi Pembicara pada International Conference on the Commercialization of Intellectual Property Assets (ICE on I) and PHILIPPiNEXt: Philippines’s International Exposition of Technologies 2025. Konferensi ini dilaksanakan pada 14 – 17 Juli 2025 bertempat di OKADA Manila, Filipina. Kegiatan ini diorganisir secara bersama oleh Asian and Pacific Centre for Transfer of Technology (APCTT) – United Nations Economic and Social Comission for Asia and the Pacific (UN ESCAP), dan Department of Science and Technology, Technology Application and Promotion Institute of Philippines (DOST – TAPI).
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi, terutama di negara berkembang, guna meningkatkan inovasi dan teknologi, menarik investasi, meningkatkan pendapatan dan industri, hingga perdagangan internasional. Oleh karena itu, komersialiasi HAKI sangat penting untuk membuka potensi aset HAKI guna berkontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi, inovasi, teknologi, investasi, daya saing global, hingga mendukung pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals).
Penyelenggaraan ICE on I & PHILIPPiNEXt 2025 menjadi platform penting untuk mendukung komersialisasi HAKi dan teknologinya melalui jejaring dan kolaborasi lintas negara, termasuk teknologi-teknologi inovatif dari Filipina dan kawasan Asia Pasifik. Hal ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya ekosistem kolaboratif dalam untuk promosi dan pemanfaatan HAKI, hingga menyediakan ruang bagi para inovator dari kawasan Asia-Pasifik untuk menampilkan teknologi inovatif, hingga mengeksplorasi dan memperkuat peluang kolaborasi lintas negara
Pada hari ke 2 (18 Juli 2025), sesi ke tiga pada konferensi tersebut mengangkat tema Intellectual Property to Increase Adaptive Capacity? Shifting the Focus on the Climate Action Sustainable Development Goals. Sesi dibuka oleh Dr. Preeti Soni, Head of APCTT UNESCAP, dengan presentasinya berjudul Putting SDG 13 in the Spotlight: Building Climate Resilience and Fostering Innovation in the Asia-Pacific. Dr. Preeti menyampaikan pentingnya kemajuan SDG 13 (mitigasi perubahan iklim) untuk mendorong inovasi – inovasi di kawasan Asia – Pasifik, terutama melalui kolaborasi regional-internasional guna terciptanya climate-smart resilience. Melalui APCTT, transfer teknologi dan inovasi harus senantiasa mengedepankan mitigasi terhadap perubahan iklim. Hal ini dapat dilakukan melalui strategic plan dengan meningkatkan kolaborasi untuk adopsi, difusi, dan transfer teknologi dan inovasi, hingga dukungan terhadap politik & kebijakan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan manajemen pengetahuan di kawasan Asia Pasifik guna mengatasi perubahan iklim dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Sesi dilanjutkan oleh Prof P. Abdul Salam – Dean, School of Environment, Resources, and Development – Asian Institute of Technology, Thailand dengan mempresentasikan Putting SDG 13 in the Spotlight: Innovations for Climate Action and Resilience. Prof. Salam mengeksplorasi berbagai tren perkembangan inovasi dan teknologi di bidang Climate-Smart Agriculture di kawasan Asia dan Pasifik.
Pada sesi yang sama, Dr. Prieskarinda Lestari berkesempatan mempresentasikan berjudul Mitigating through Collaborating for Climate-Resilient Smart Agriculture Technologies: Case Studies in Indonesia. Presentasi ini menekankan pentingnya mitigasi perubahan iklim melalui kolaborasi dalam mewujudkan Pertanian dan Teknologi Cerdas Berbasis Ketahanan Iklim dalam bentuk inisiatif adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian, tantangan dalam menyeimbangkan mitigasi dengan pertumbuhan pertanian, kerangka kebijakan pendukung, serta strategi peningkatan ketahanan melalui teknologi pertanian cerdas iklim. Beberapa poin pokok pembahasan penting yang disampaikan yaitu 1) Pertanian dan Tantangannya terhadap Pembangunan Berkelanjutan, 2) Climate-Smart Agriculture (CSA), 3) Inovasi dan Teknologi Berkaitan dengan CSA, terutama mempromosikan beberapa inovasi dari Smart Agriculture Research Center, 4) Dua Studi Kasus di Indonesia, Kolaborasi Mitra, dan Potensi HAKI, 5) Pembelajaran Penting Melalui Studi Komparatif Berdasarkan Pengalaman CSA di Thailand dan China, hingga 6) Strategi dan Aksi Tindak Lanjut. Studi kasus pertama yang disampaikan berjudul Enabling Sustainable and Climate-Smart Agriculture in Indonesia through Mechanization Solutions for Integrated Management of Straw Residue, yang merupakan hasil kolaborasi bersama DTPB UGM dan Centre for Sustainable Agriculture Mechanization (CSAM) – UN ESCAP. Studi kasus kedua yang dipresentasikan berjudul Climate-Smart Agrotourism- based Net Zero and BCG Economy of Sambak Village, Magelang Regency, Central Java, yang merupakan kolaborasi bersama DTPB UGM dan Yanmar Environmental Sustainability Support Association (YESSA) – Jepang dan Pemerintah Daerah. Sebagai perbandingan, Implementasi CSA di Thailand dan China juga turut dipresentasikan guna meningkatkan kolaborasi dan inisiasi dalam mitigasi dan membangun resiliensi terhadap perubahan iklim sembari mengoptimalkan produktivitas hasil pertanian dalam menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Sesi ditutup oleh presentasi oleh Mr. Gene Kim – Karisma LLC, USA tentang ”IP Assets Maximized, Climate-Smart Innovations Commercialized” yang menekankan pentingnya komersialisasi HAKI berbasis inovasi CSA, pendekatan strategis, hingga upaya perlindungan HAKI guna mendukung pekembangan yang berkelanjutan di pasar teknologi.
Pada hari ketiga konferensi, rangkaian acara dilanjutkan dengan Roundtable Discussion/International Dialogue and Presentation yang menjadi wadah pertukaran ide dan diskusi secara terfokus antara peserta lokal maupun internasional. Melalui forum ini, para inovator dari negara anggota yang berpartisipasi dalam PHILIPPiNExT mempresentasikan teknologi inovatif mereka sekaligus berbagi pengalaman praktis dalam proses pengembangan dan komersialisasi. Selain itu, para peserta undangan juga mendapatkan kesempatan khusus untuk menyampaikan wawasan paling berharga dan poin-poin penting yang diperoleh dari sesi konferensi dan expo sebelumnya.

Konferensi ini turut memberikan kesempatan kunjungan lapangan ke fasilitas strategis yangd dimiliki oleh Pemerintah Filipina yang berperan penting dalam mitigasi bencana dan upaya keberlanjutan lingkungan. Agenda kunjungan ini mencakup Weather & Flood Forecasting Center (WFFC) – Philippine Atmospheric Geographical and Atmospheric Services Administration (PAGASA) yang memantau dan memprediksi kondisi cuaca secara real time dan melakukan mitigasi terhadap bencana banjir. Kunjungan dilanjutkan ke Philippine Nuclear Research Institute (PNRI) menampilkan inovasi dan teknologi berfokus pada inovasi waste to resources, mitigasi perubahan iklim, perlindungan lingkungan, dan ekonomi sirkular yang telah dilakukan di Filipina, termasuk teknologi ramah lingkungan yang dikembangkan secara kolaboratif untuk mendukung keberlanjutan di kawasan Asia-Pasifik.
Kunjungan terakhir dilakukan di College of Engineering and Architecture, Bataan Peninsula State University. Pada kesempatan ini, beberapa inovasi teknologi ramah lingkungan berbasis ekonomi sirkular berfokus pada waste to resources telah dipresentasikan, termasuk upaya pengembangan inovasi dengan adanya pusat pembelajaran berbasis potensi HAKI dan bimbingan khusus terhadap mahasiswa.
Kegiatan ini menjadi salah satu langkah penting dan kesempatan berharga bagi DTPB FTP UGM dalam mendapatkan rekognisi internasional dan membuka peluang kolaborasi internasional, terutama dalam bidang riset dan inovasi berbasis CSA. Kegiatan ini berkontribusi penting dalam Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada pencapaian SDG 4 (Quality Education), SDG 5 (Gender Equality), SDG 13 (Climate Action), dan SDG 17 (Partnerships for the Goals)