Bandung, 7-9 Agustus 2025 – Dr. Sri Rahayoe, dosen dan peneliti di Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan keahlian di bidang Teknik Pangan dan Pascapanen, berpartisipasi aktif sebagai narasumber panelis dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025. Acara bergengsi ini diselenggarakan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, dari tanggal 7 hingga 9 Agustus 2025. KSTI 2025 merupakan inisiatif langsung dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk mengumpulkan para peneliti dan guru besar, khususnya di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), demi menggalang kontribusi ilmuwan bagi kemajuan bangsa. Konvensi ini juga akan menjadi momentum penting dalam penyusunan peta jalan riset dan inovasi teknologi nasional. Mengusung tema besar Astacita yang mencakup delapan bidang riset prioritas nasional, KSTI 2025 menjadi forum strategis yang mempertemukan akademisi, peneliti, pelaku industri, dan pemangku kebijakan. Tujuannya adalah membahas arah pengembangan riset dan inovasi demi memperkuat kemandirian bangsa sekaligus memastikan keberlanjutan lingkungan, selaras dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs).
Partisipasi Dr. Sri Rahayoe menegaskan komitmen UGM, khususnya Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, dalam memajukan sektor pangan melalui inovasi teknologi. Sebagai narasumber panelis Sesi 3 bertema Inovasi Teknologi dalam Hilirisasi Produksi Pangan. Beliau memaparkan materi “Advanced Processing & Biokonversi Pangan Masa Depan”, beliau secara khusus memperkenalkan potensi porang sebagai bahan pangan alternatif serta teknologi pengolahannya yang canggih. Diskusi panel juga menyoroti berbagai aspek krusial terkait pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah produk pangan, efisiensi pengolahan, serta keberlanjutan pascapanen.

Dalam sesi panel, Dr. Sri Rahayoe menekankan bahwa inovasi dalam hilirisasi produksi pangan, termasuk pengembangan bahan pangan alternatif seperti porang dan teknologi pengolahan lanjutan, sangat krusial untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Hal ini tidak hanya tentang diversifikasi sumber pangan, tetapi juga tentang optimalisasi pemanfaatan hasil pertanian dan pengurangan limbah. Ia juga menyoroti bagaimana penerapan teknologi pengolahan pangan yang inovatif ini secara langsung mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2: Zero Hunger melalui peningkatan ketersediaan dan akses pangan bergizi, serta SDG 13: Climate Action dengan mendorong praktik pengolahan yang lebih efisien dan berkelanjutan, mengurangi jejak karbon, dan meminimalkan kerugian pascapanen. Di akhir presentasi, Dr. Sri Rahayoe menyampaikan berbagai rekomendasi yang bertujuan untuk memetakan kembali produksi dan kualitas porang, meningkatkan serta mendampingi industri UMKM pengolahan porang, dan mengembangkan industri tepung glukomanan.

Kehadiran Dr. Sri Rahayoe sebagai narasumber panelis di KSTI 2025 menunjukkan peran strategis perguruan tinggi dalam mendorong inovasi dan kolaborasi lintas sektor. KSTI sendiri memiliki peran vital sebagai platform pertukaran pengetahuan dan kolaborasi, yang diharapkan dapat menginspirasi solusi-solusi inovatif dan berkelanjutan untuk mewujudkan sektor pangan Indonesia yang lebih maju, berdaya saing global, dan berkontribusi pada ketahanan pangan serta mitigasi dampak perubahan iklim.