
Yogyakarta, 16 Oktober 2025 — Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB), Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM), menyelenggarakan Rapat Koordinasi Persiapan Penyusunan Road Map Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) bersama Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, pemerintah daerah, dan pelaku industri Alsintan di Operational Room FTP UGM.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Kementerian Perindustrian yang diwakili oleh Bapak Antonius Fernando, serta perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, dan Asosiasi Perusahaan Alat dan Mesin Pertanian Indonesia (ALSINTANI). Turut hadir pula perwakilan industri Alsintan dari berbagai wilayah, antara lain PT Agrindo, PT Yanmar Diesel Indonesia, PT Pura Barutama, PT Kubota Indonesia, CV Karya Hidup Sentosa (QUICK Traktor), PT Karya Solusi Angkasa, CV Rumah Mesin, PT Stechoq Robotika Indonesia, dan PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI).
Dari pihak UGM, rapat ini diikuti oleh tim tenaga ahli DTPB FTP UGM yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Lilik Sutiarso, M.Eng., IPU., ASEAN Eng., APEC Eng. serta beberapa dosen dan peneliti yang berkompeten di bidang mekanisasi pertanian dan teknologi biosistem seperti Ir. Andri Prima Nugroho, S.T.P., M.Sc., Ph.D, IPU., ASEAN Eng., APEC Eng. (Kepala Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian), Dr. Ir. Radi, S.T.P., M.Eng., IPU, ASEAN Eng., APEC Eng., Sri Markumningsih, S.T.P., M.Sc., Ph.D., Ardan Wiratmoko, S.T.P., M.Sc., Kemudian ada tim enumerator dan tim antara lain Anggit Wijanarko, S.T.P., Saifuddin Afif, S.T.P., M.Sc., Diena Ita’ul Mufida, S.T.P., Ririn Febri Kusuma Wardani, S.T.P.
Dalam sesi presentasi dan diskusi, Prof. Lilik Sutiarso menekankan pentingnya perumusan road map mekanisasi pertanian yang adaptif, efisien, dan ramah lingkungan untuk mendukung modernisasi pertanian nasional.
“Kita perlu beranjak menuju mekanisasi 4.0 yang berbasis lokasi dan sumber daya, tidak hanya fokus pada teknologi seperti drone, tetapi juga bagaimana inovasi dapat disesuaikan dengan kondisi lahan, petani, dan ekosistemnya,” ungkap Prof. Lilik.
Beliau menambahkan bahwa peningkatan indeks mekanisasi pertanian harus diikuti dengan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di tingkat petani, serta sinergi antara akademisi, pemerintah, dan industri dalam mengembangkan alat dan mesin pertanian berbasis kebutuhan nyata di lapangan.
Bapak Antonius Fernando dari Kementerian Perindustrian menjelaskan bahwa penyusunan road map Alsintan ini merupakan bagian dari upaya implementasi Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). “Kami ingin memastikan agar penguatan struktur industri dalam negeri tetap menjadi bagian utama dalam roadmap ini. Rantai pasok sektor pertanian harus tetap melibatkan industri dalam negeri, bukan bergantung pada impor,” ujarnya.
Kemenperin juga menyoroti pentingnya pembangunan material hub, pengembangan teknologi alsintan presisi seperti GPS traktor roda empat, serta pendalaman struktur industri nasional agar selaras dengan arah kebijakan Kementerian Pertanian dan agenda hilirisasi industri nasional.
Perwakilan industri menyampaikan berbagai pandangan terkait tantangan dan peluang penguatan industri Alsintan nasional. Bapak Malik perwakilan dari PT Stechoq Robotika Indonesia menegaskan bahwa industri siap mendukung program pemerintah dalam pengembangan teknologi Alsintan, namun dibutuhkan kejelasan arah riset dan kebutuhan produk agar hasil inovasi dapat segera diterapkan di lapangan.
Sementara itu, Bapak Wawan perwakilan dari CV Karya Hidup Sentosa (KHS) menyoroti pentingnya sinkronisasi antara kebijakan pengadaan alat dengan kapasitas produksi dalam negeri. Ia menekankan perlunya kebijakan yang konsisten untuk mencegah ketergantungan pada produk impor dan memperkuat daya saing industri lokal.
Bapak Bondan perwakilan dari PT Frog Indonesia turut menyampaikan bahwa sejumlah komponen teknologi seperti baling-baling drone masih bergantung pada impor, dan berharap adanya kebijakan yang lebih berpihak pada pengembangan produk dalam negeri.
Perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY menyampaikan bahwa pemerintah daerah mendukung penuh inisiatif penguatan industri Alsintan. Proses pengadaan alat dan mesin pertanian di lingkungan pemerintah daerah kini dilakukan secara lebih ketat, dengan memastikan prioritas terhadap produk lokal dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi sebagai langkah strategis dalam reformasi birokrasi dan hilirisasi industri pertanian.
Rapat koordinasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan industri dalam mewujudkan mekanisasi pertanian nasional yang berkelanjutan.
Kegiatan ini juga sejalan dengan komitmen DTPB FTP UGM dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya:
- SDG 2 – Zero Hunger, melalui peningkatan produktivitas pertanian dan efisiensi penggunaan alat mesin;
- SDG 9 – Industry, Innovation, and Infrastructure, melalui penguatan inovasi teknologi Alsintan dan pengembangan industri lokal;
- SDG 12 – Responsible Consumption and Production, dengan mendorong produksi alat pertanian yang ramah lingkungan dan efisien sumber daya; serta
Melalui kegiatan ini, DTPB FTP UGM mempertegas perannya sebagai pusat riset dan inovasi dalam bidang mekanisasi pertanian dan biosistem, serta sebagai mitra strategis pemerintah dan industri dalam mewujudkan pertanian modern, tangguh, dan berkelanjutan di Indonesia.