Air merupakan salah satu bahan dalam produksi biomassa (pertanian). Semua makhluk hidup membutuhkan air, karena 80-90% sel tubuh tanaman/hewan/manusia tersusun atas zat ini. Air merupakan sumberdaya alam yang bersifat renewable (dapat diperharui). Akan tetapi jumlah air di permukaan bumi ini dibatasi oleh ruang dan waktu. Pada bulan dan waktu tertentu jumlah air berlebihan, dan sebaliknya. Pada sisi lain, pangan (biomassa) diperlukan setiap waktu oleh seluruh mahkluk hidup. Daerah tangkapan air (hutan dan pegunungan) semakin terdesak oleh pembangunan dan pertambahan penduduk. Kondisi ini memunculkan fenomena banjir dan kekeringan, yang secara tidak langsung berdampak pada produktivitas pertanian.
Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) bekerjasama dengan Yanmar Environment Sustainable Support Assocciation (YESSA) membuat lukisan 3D di pelataran Goa Cerme yang bertujuan untuk menunjukkan pentingnya konservasi sumberdaya air. Lukisan ini dibuat oleh relawan Omah Kartun Borobudur, Ir. Priyo PR. Mata air di dalam Goa Cerme dimanfaatkan oleh masyarakat Selopamioro, Kecamatan Imogiri – Bantul untuk irigasi lahan pertanian dan konsumsi rumah tangga (mandi, memasak, mencuci). Lukisan 3D ini menggambarkan kehidupan biota perairan. Sebuah renungan dan ajakan bagi pengunjung wisata Goa Cerme untuk melestarikan air. Metode edukasi konservasi air melalui lukisan 3D dikembangkan oleh Dr. Murtiningrum, M.Eng.
Serah terima lukisan 3D kepada pemerintah desa Selopamioro dan Pokdarwis dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Oktober 2019 yang dikemas dalam program SABA KAMPUNG SINAU SRAWUNG. Kepala Dinas Pariwisata Bantul hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi positif kepada DTPB FTP UGM. Sejumlah 30 orang berpartisipasi dalam program ini dan bermalam di area camping Goa Cerme. Pada hari Minggu, 13 Oktober peserta melakukan susur Goa Cerme, mengenal keindahan goa dan mata air yang ada di dalamnya.
Kontributor: Ngadisih