Pada Hari Kamis 28 Oktober 2021, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) FTP UGM kembali menggelar serial workshop dalam rangka implementasi Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM). Workshop yang sudah merupakan seri keduabelas ini mengambil tema “Implementasi Teknologi IoT di Bidang Pertanian Industri di Era Industri 4.0: Peluang di Bidang Industri Pengolahan Cokelat”. Narasumber dalam workshop Dr. Eng., Ir. Herianto, S.T., M. Eng., IPM. ASEAN Eng. dari Fakultas Teknik UGM dan Dr. Andi Dharmawan, S.Si., M.Cs.. dari Fakultas MIPA UGM. Bertindak sebagai moderator pada workshop yang dilaksanakan secara daring ini adalah dosen DTPB Dr. Radi, S.T.P., M.Eng.
Pembicara pertama yaitu Dr. Herianto menyampaikan pada era disrupsi, diperkirakan 3000 jenis pekerjaan hilang dan muncul 19000 pekerjaan baru yang muncul oleh karena adanya perkembangan teknologi. Revolusi industri 4.0 adalah kegiatan industri dengn cyber physical system di mana menggabungkan kolaorasi antara teknologi cyber dengan komponen peralatan fisik. Pada industry 4.0, terdapat tiga lapisan bidang kerja yaitu lapisan fisik seperti earable AR/VR, robotik, dan 3D printing. Pada lapisan konektivitas terdapat IoT dan pada lapisan logical terdapat artificial intelligence.
3D printing merupakan salah satu teknologi baru dengan paten pada 1980 dan merupakan teknologi masa depan dengan memanfaatkan bahan pembentuk objek seefektif mungkin. 3D printing bekerja dengan pembuatan 3D CAD model yang kemduian diproses di Slicing software untuk kemudian dapat di print oleh 3D printing. Pemanfaatan 3D printing menyentuh bidang pangan seperti sebagai pembentuk variasi pancake, permen, saus, dan tentu saja cokelat. Diprediksi bahwa food merupakan salah satu trend pengembangan teknologi 3D printing ke depan. Inti dari pengembangan food 3D printing ini ialah tidak hanya pada soal rasa, melainkan juga pada sensasi yang diperoleh konsumen setelah mengonsumsi makanan tersebut.
Pembicara kedua Dr. Andi Dharmawan menyampaikan bahwa IoT merupakan sistem perangkat komputasi yang saling terhubung baik mesin mekanis dan digital, objek, hewan, atau manusia yang dilengkapi dengan UID serta mampu untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa interaksi manusia ke komputer. Salah satu komponen penting IoT adalah jaringan sensor nirkabel Bersama dengan komponen lain berupa actuator, display, prosesor, dan komponen lainnya. Penerapan Industri 4.0 saat ini bersamaan dengan konsep Society 5.0 di mana industry 4.0 berfokus pada produksi industrinya sedangkan society pada sosial kemasyarakatan. Salah satu produk kolaborasi industry 4.0 dan society 5.0 ialah digital twin, yakni representasi digital dari kembaran fisik yang mewakili objek, proses, dan atau fasilitas lain dari dunia nyata di ruang virtual.
Pemanfaatan IoT di bidang pertanian menyangkut cara untuk transformasi digital di bidang pertanian melalui pemantauan dan pemrosesan data kondisi dan infrastrutur dari jarak jauh untuk memandu keputusan petani untuk bertani lebih cerdas, aman, dan adaptif terhadap perubahan teknologi. Salah satu produk IoT pada pertanian adalah smart farming yang merupakan penyesuaian peralatan pertanian dengan menghubungkan informasi tanaman, cuaca, dan peralatan penyesuaian iklim lokal kegiatan pertanian secara otomatis. Beberapa teknologi pendukung smart farming ialah AI, Sensor, komunikasi jaringan, robot dan drone, system kendali, system otonom, dan IT lainnya. Pembangunan platform IoT pada bidang pertanian menghadapi beberapa kendala berupa integrasi lahan dengan berbagai jenis perangkat IoT, konektivitas wilayah pertanian dengan internet yang memadai, kurangnya kemampuan penggunaan teknologi IoT oleh pengguna, wilayah pertanian yang besar dan adanya isu interoperabilitas antara sistem IoT yang berbeda.
[:en]
Pada Hari Kamis 28 Oktober 2021, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) FTP UGM kembali menggelar serial workshop dalam rangka implementasi Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM). Workshop yang sudah merupakan seri keduabelas ini mengambil tema “Implementasi Teknologi IoT di Bidang Pertanian Industri di Era Industri 4.0: Peluang di Bidang Industri Pengolahan Cokelat”. Narasumber dalam workshop Dr. Eng., Ir. Herianto, S.T., M. Eng., IPM. ASEAN Eng. dari Fakultas Teknik UGM dan Dr. Andi Dharmawan, S.Si., M.Cs.. dari Fakultas MIPA UGM. Bertindak sebagai moderator pada workshop yang dilaksanakan secara daring ini adalah dosen DTPB Dr. Radi, S.T.P., M.Eng.
Pembicara pertama yaitu Dr. Herianto menyampaikan pada era disrupsi, diperkirakan 3000 jenis pekerjaan hilang dan muncul 19000 pekerjaan baru yang muncul oleh karena adanya perkembangan teknologi. Revolusi industri 4.0 adalah kegiatan industri dengn cyber physical system di mana menggabungkan kolaorasi antara teknologi cyber dengan komponen peralatan fisik. Pada industry 4.0, terdapat tiga lapisan bidang kerja yaitu lapisan fisik seperti earable AR/VR, robotik, dan 3D printing. Pada lapisan konektivitas terdapat IoT dan pada lapisan logical terdapat artificial intelligence.
3D printing merupakan salah satu teknologi baru dengan paten pada 1980 dan merupakan teknologi masa depan dengan memanfaatkan bahan pembentuk objek seefektif mungkin. 3D printing bekerja dengan pembuatan 3D CAD model yang kemduian diproses di Slicing software untuk kemudian dapat di print oleh 3D printing. Pemanfaatan 3D printing menyentuh bidang pangan seperti sebagai pembentuk variasi pancake, permen, saus, dan tentu saja cokelat. Diprediksi bahwa food merupakan salah satu trend pengembangan teknologi 3D printing ke depan. Inti dari pengembangan food 3D printing ini ialah tidak hanya pada soal rasa, melainkan juga pada sensasi yang diperoleh konsumen setelah mengonsumsi makanan tersebut.
Pembicara kedua Dr. Andi Dharmawan menyampaikan bahwa IoT merupakan sistem perangkat komputasi yang saling terhubung baik mesin mekanis dan digital, objek, hewan, atau manusia yang dilengkapi dengan UID serta mampu untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa interaksi manusia ke komputer. Salah satu komponen penting IoT adalah jaringan sensor nirkabel Bersama dengan komponen lain berupa actuator, display, prosesor, dan komponen lainnya. Penerapan Industri 4.0 saat ini bersamaan dengan konsep Society 5.0 di mana industry 4.0 berfokus pada produksi industrinya sedangkan society pada sosial kemasyarakatan. Salah satu produk kolaborasi industry 4.0 dan society 5.0 ialah digital twin, yakni representasi digital dari kembaran fisik yang mewakili objek, proses, dan atau fasilitas lain dari dunia nyata di ruang virtual.
Pemanfaatan IoT di bidang pertanian menyangkut cara untuk transformasi digital di bidang pertanian melalui pemantauan dan pemrosesan data kondisi dan infrastrutur dari jarak jauh untuk memandu keputusan petani untuk bertani lebih cerdas, aman, dan adaptif terhadap perubahan teknologi. Salah satu produk IoT pada pertanian adalah smart farming yang merupakan penyesuaian peralatan pertanian dengan menghubungkan informasi tanaman, cuaca, dan peralatan penyesuaian iklim lokal kegiatan pertanian secara otomatis. Beberapa teknologi pendukung smart farming ialah AI, Sensor, komunikasi jaringan, robot dan drone, system kendali, system otonom, dan IT lainnya. Pembangunan platform IoT pada bidang pertanian menghadapi beberapa kendala berupa integrasi lahan dengan berbagai jenis perangkat IoT, konektivitas wilayah pertanian dengan internet yang memadai, kurangnya kemampuan penggunaan teknologi IoT oleh pengguna, wilayah pertanian yang besar dan adanya isu interoperabilitas antara sistem IoT yang berbeda.
[:]