[:id]Proyeksi Iklim dan Strategi Adaptasi Budidaya Padi SRI terhadap Perubahan Iklim Regional di Nusa Tenggara Timur[:]

Panen raya SRI di Demplot Desa Tarus

[:id]Perubahan iklim menyebabkan peningkatan kelangkaan sumber daya air dan kompetisi penggunaannya yang dapat mengubah pola tanam di Indonesia. Hal ini akan berdampak negatif pada produksi tanaman padi, bahkan menurunkan kualitas dan peningkatan biaya produksi karena tingginya ketergantungan terhadap input produksi, terutama untuk air irigasi dan pupuk kimia. NTT yang merupakan daerah kering di bagian timur Indonesia mengalami permasalahan dalam pemanfaatan sumberdaya air khususnya dibidang pertanian.

Peneliti dan dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Dr.  Bayu Dwi Apri Nugroho melaksanakan penelitian dan ujicoba terkait kedua isue tersebut dengan budidaya padi metode SRI. SRI merupakan alternatif budidaya padi sawah yang lebih hemat air rendah emisi yang sangat relevan diujicobakan di NTT. Dalam ujicoba tersebut, perlu dicari parameter lingkungan optimal untuk budidaya padi sawah dengan SRI khususnya di NTT.

Dr. Bayu menjelaskan fungsi telemetri

Kegiatan ini dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan data iklim 20 tahun untuk proyeksi iklim mendatang. Sedangkan, kegiatan lapangan yang berupa demplot budidaya padi metode SRI (System of Rice Intensification) di lakukan di dua lokasi, yaitu Desa Baumata dan Kelurahan Tarus, Kabupaten Kupang. Desa Baumata berada di wilayah dataran tinggi dengan kondisi system irigasi yang kurang memadai. Sedangkan, Kelurahan Tarus berada di dataran rendah dengan irigasi yang lebih memadai.

Kegiatan Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, FTP, UGM ini didukung oleh Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), Kementerian BAPPENAS, dan USAID. Pelaksanaan kegiatan ini menggandeng partner Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang

Panen raya SRI di Demplot Desa Tarus

Berdasarkan hasil analisis, Kabupaten Kupang memiliki bulan basah (bb) terjadi selama 4 bulan berturut-turut dari bulan Desember-Maret, bulan lembab selama bulan November dan masa bulan kering selama 7 bulan berturut-turut dari bulan April-Oktober. Dari hasil diatas dapat diklasifikasikan bahwa Kabupaten Kupang masuk zona D4, dimana tipe iklim pada daerah ini hanya mungkin dapat ditanami padi sekali dan palawija sekali serta perlu adanya irigasi.
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa trend kenaikan suhu udara terjadi baik untuk suhu udara maksimum, rata-rata dan minimum. Hasil proyeksi curah hujan tahunan pada periode 25 tahun mendatang juga sangat berfluktuatif dengan trend yang sedikit menurun. Akan tetapi penurunannya tidak signifikan.
Selain proyeksi iklim, kegiatan ini juga mengembangkan system monitoring berbasis IT yang diterapkan di lokasi demplot SRI. Dengan sistem monitoring yang dikembangkan, seluruh data monitoring termasuk data numeric, data grafik dan gambar kondisi lokasi dapat diakses melalui website, http://data01.x-ability.jp/FieldRouter/vbox0170/,.
Demplot SRI dilaksanakan mulai MT 2 Tahun 2016 dan berlangsung sampai sekarang. Penanaman dilakukan selama 2 kali dalam setahun. Hasil demplot menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produktivitas padi dengan metode SRI. Produktivitas padi secara konvensional rata-rata menghasilkan 5 – 6 ton/ha. Di Baumata terjadi peningkatan 3 ton/ha untuk sistem budidaya SRI, sedangkan yang konvensional meningkat 1,5 ton/ha. Peningkatan signifikan terjadi di Tarus untuk sistem budidaya SRI yaitu sebesar 5,6 ton/ha. Hasil panen terakhir di Tarus menghasilkan 12 to/ha dengan metode SRI.

Kontributor: Rizki Maftukhah[:]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.