Implementasi Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) tahun 2022 di Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) kembali diselenggarakan melalui workshop yang kali ini mengambil tema “Pengelolaan Sumberdaya Air dan Mitigasi Dampak Perubahan Iklim untuk Mendukung Pertanian: Lesson Learned untuk Budidaya Kakao di Indonesia”. Workshop diselenggarakan pada hari Selasa 20 September 2022 secara daring melalui platform zoom dan dapat diikuti setelahnya melalui channel Youtube Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem. Acara dipandu oleh moderator Muhamad Khoiru Zaki, S.P., M.P., Ph.D., dosen DTPB dengan pemateri Dr. Ahmad Taufiq, S.T., M.T., Ph.D, Kepala Balai Air Tanah, Ditjen Suber Daya Air, Kementrian PUPR dan Etik Setyaningrum, S.Si., M.Si., Kepala kelompok data dan informasi, Stasiun Klimatologi DIY, BMKG.
Dr. Ahmad Taufiq membahas penggunaan air tanah untuk pertanian. Perubahan iklim berdampak utama bagi pertanian, yakni musim kemarau berkepanjangan dan berkurangnya sumber air. Strategi mitigasi yang dilakukan ialah dengan mengelola tata air atau pengelolaan sumber air yang baik, kemudian kegiatan penghijauan di daerah sekitar aliran sungai yang kritis dan kawasan hulu sungai. Selain itu diperlukan pengelolaan bangunan infrastruktur sumber daya air untuk mendukung ketahanan pangan, pengembangan resiko bencana banjir dan kekeringan, serta pengemangan perlindungan pantai. Indonesia memiliki tantangan dalam sektor sumber daya air, yakni tingginya jumlah penduduk, iklim kering (khususnya wilayah timur), sebaran potensi air permukaan dan air tanah yang tidak merata, dan rendahnya tingkat kualitas air permukaan. Namun Indonesia memiliki keunggulan dari tingginya potensi curah hujan. Teknologi pemanenan air hujan dapat menjadi alternatif solusi penyediaan air bagi pertanian.
Etik Setyaningrum, S.Si., M.Si. menyatakan bahwa BMKG memiliki fungsi untuk melakukan pengamatan, pengumpulan, pengolahan, penyebaran, dan analisis data iklim, cuaca, dan kualitas udara dengan koordinasi dengan pemerintah daerah serta institusi terkait. Perubahan iklim berdampak pada setiap sektor kehidupan seperti pertanian, perikanan, pariwisata, bencana alam, kehutanan, dsb. Antisipasi perubahan iklim tersebut dilakukan dengan mitigasi dan adaptasi. Mitigasi perubahan iklim dapat dilakukan dengan pengurangan penggunaan energi tidak terbarukan, penghijauan, mengurangi pembakaran bahan bakar fosil, menyesuaikan varietas tanaman minim menghasilkan gas rumah kaca. Ada pun bentuk adaptasi ialah dengan memilih varietas yang cocok dengan kondisi, menghemat air, membangun waduk, dan memanen air saat musim hujan.