Rabu, 25 Oktober 2023 – Tim Hibah Teknologi Tepat Guna (TTG) Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada telah melakukan serah terima teknologi tepat guna berupa satu mesin pemasak dan pengaduk madumongso dan dua alat peleleh cokelat tipe double chamber dan fountain kepada mitra UMKM Madumongso Bagaskoro, Bantul. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dalam pelaksanaan hibah Program Pengabdian Masyarakat Berbasis Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan judul Peningkatan Mutu dan Diversifikasi Produk Madumongso Untuk Mendukung Pelestarian dan Daya Saing Pangan Tradisional. Tim pelaksana program hibah TTG yaitu Dr. Prieskarinda Lestari, S.T., IPM dan didukung oleh Dr. Arifin Dwi Saputro, S.T.P., M.Sc., IPM., Asean Eng., Dr. Devi Yuni Susanti, S.T.P., M.Sc., IPU., Asean Eng., dan Dr. Arima Diah Setiowati, S.T.P., M.Sc. Kegiatan serah terima ini dilaksanakan oleh Dr. Prieskarinda Lestari, S.T., selaku Ketua Tim Pelaksana Program Hibah TTG, kepada Bapak Windu Kuntoro, S.Si, selaku pemilik dari UMKM Madumongso Bagaskoro.
Hibah teknologi tepat guna ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari serangkaian kegiatan koordinasi, diskusi, dan pelatihan diversifikasi produk yang telah dilaksanakan sebelumnya. Mesin pemasak dan pengaduk madumongso merupakan alat modifikasi teknologi tepat guna yang dapat diterapkan sebagai solusi terhadap permasalahan metode produksi yang masih tradisional di UMKM Madumongso Bagaskoro. Pada proses produksi sebelumnya, proses pengadukan dan pemasakan bahan-bahan masih dilakukan secara konvensional menggunakan wajan besi dan pengaduk kayu serta kayu bakar. Tentunya, proses tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak, baik kepada mutu dan higienitas produk karena potensi adanya abu akibat pemasakan dengan kayu bakar, serta kesehatan para pekerja dan lingkungan karena emisi dan asap yang dihasilkan selama proses produksi. Berdasarkan hasil observasi dan diskusi tim TTG dan Pak Windu, hal tersebut menjadi keluhan yang cukup mengganggu proses produksi. Di sisi lain, proses produksi tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama (3 jam) dengan pengadukan manual yang harus kontinu sehingga mengalami keterbatasan dalam tenaga kerja dan hasil pemasakan yang kurang merata.
Berdasarkan kondisi permasalahan tersebut, mesin pengaduk dan pemasak madumongso kapasitas 40kg hadir sebagai teknologi tepat guna dan upaya modernisasi. Hal ini juga turut membantu meningkatkan mutu produk, kapasitas produksi, hingga efisiensi waktu. Penerapan mesin ini juga turut menjadi upaya bertahap menuju proses produksi bersih dan lebih ramah lingkungan (cleaner production) karena tidak lagi menyebabkan permasalahan emisi, asap, dan partikulat dibandingkan dengan pemasakan dengan kayu bakar sebelumnya. Dalam uji coba mesin yang dilaksanakan bersamaan dengan serah terima tersebut, waktu produksi dapat menjadi lebih singkat menjadi 2 jam 15 menit dengan hasil pemasakan dan pengadukan lebih konstan yang mempengaruhi tekstur madumongso lebih baik. Tentunya, hasil tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan daya saing dan mutu produk Madumongso Bagaskoro, termasuk variasi produk.
Adanya serah terima mesin peleleh cokelat juga bertujuan untuk meningkatkan diversifikasi produk menjadi praline Madumongso yang dikombinasikan dengan berbagai pelengkap. Cita rasa madumongso yang manis cocok untuk dikombinasikan dengan dark chocolate sehingga menjadi produk baru dan memperluas pangsa pasar. Mesin peleleh cokelat tipe fountain juga dapat diterapkan untuk semakin memperkaya aktivitas dan daya Tarik pada kegiatan eduwisata di UMKM Madumongso Bagaskoro. Selaku pemilik UMKM Madumongso Bagaskoro, Bapak Windu menyatakan bahwa hibah teknologi tepat guna tersebut merupakan sebuah hal yang baru dan sangat diharapkan dalam pengembangan bisnis pangan tradisional madumongso. Beliau juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Tim Hibah TTG DTPB FTP UGM dan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan. Hal ini diharapkan tentunya dapat mendukung upaya peningkatan mudu, diversifikasi produk, dan daya saing madumongso sebagai pangan tradisional kedepannya.
Upaya Tim Hibah TTG Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM dalam melakukan modernisasi proses produksi dan diversifikasi produk madumongso juga telah sejalan dengan beberapa tujuan sustainable development goals (SDG). Beberapa upaya tersebut dapat mendukung ketercapaian SDGs nomor 2 (zero hunger) dengan adanya peningkatan mutu pangan, nomor 7 (affordable and clean energy) dan nomor 13 (climate action) dengan adanya penerapan mesin dan cleaner production yang dapat meminimalisir emisi dari proses produksi. Tentunya, hal ini juga selaras dengan SDGs nomor 9 (industry, innovation, and infrastructure) dengan adanya modernisasi proses produksi dan inovasi produk pangan yang lebih berkelanjutan.
Rabu, 25 Oktober 2023 – Tim Hibah Teknologi Tepat Guna (TTG) Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada telah melakukan serah terima teknologi tepat guna berupa satu mesin pemasak dan pengaduk madumongso dan dua alat peleleh cokelat tipe double chamber dan fountain kepada mitra UMKM Madumongso Bagaskoro, Bantul. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dalam pelaksanaan hibah Program Pengabdian Masyarakat Berbasis Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan judul Peningkatan Mutu dan Diversifikasi Produk Madumongso Untuk Mendukung Pelestarian dan Daya Saing Pangan Tradisional. Tim pelaksana program hibah TTG yaitu Dr. Prieskarinda Lestari, S.T., IPM dan didukung oleh Dr. Arifin Dwi Saputro, S.T.P., M.Sc., IPM., Asean Eng., Dr. Devi Yuni Susanti, S.T.P., M.Sc., IPU., Asean Eng., dan Dr. Arima Diah Setiowati, S.T.P., M.Sc. Kegiatan serah terima ini dilaksanakan oleh Dr. Prieskarinda Lestari, S.T., selaku Ketua Tim Pelaksana Program Hibah TTG, kepada Bapak Windu Kuntoro, S.Si, selaku pemilik dari UMKM Madumongso Bagaskoro.
Hibah teknologi tepat guna ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari serangkaian kegiatan koordinasi, diskusi, dan pelatihan diversifikasi produk yang telah dilaksanakan sebelumnya. Mesin pemasak dan pengaduk madumongso merupakan alat modifikasi teknologi tepat guna yang dapat diterapkan sebagai solusi terhadap permasalahan metode produksi yang masih tradisional di UMKM Madumongso Bagaskoro. Pada proses produksi sebelumnya, proses pengadukan dan pemasakan bahan-bahan masih dilakukan secara konvensional menggunakan wajan besi dan pengaduk kayu serta kayu bakar. Tentunya, proses tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak, baik kepada mutu dan higienitas produk karena potensi adanya abu akibat pemasakan dengan kayu bakar, serta kesehatan para pekerja dan lingkungan karena emisi dan asap yang dihasilkan selama proses produksi. Berdasarkan hasil observasi dan diskusi tim TTG dan Pak Windu, hal tersebut menjadi keluhan yang cukup mengganggu proses produksi. Di sisi lain, proses produksi tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama (3 jam) dengan pengadukan manual yang harus kontinu sehingga mengalami keterbatasan dalam tenaga kerja dan hasil pemasakan yang kurang merata.
Berdasarkan kondisi permasalahan tersebut, mesin pengaduk dan pemasak madumongso kapasitas 40kg hadir sebagai teknologi tepat guna dan upaya modernisasi. Hal ini juga turut membantu meningkatkan mutu produk, kapasitas produksi, hingga efisiensi waktu. Penerapan mesin ini juga turut menjadi upaya bertahap menuju proses produksi bersih dan lebih ramah lingkungan (cleaner production) karena tidak lagi menyebabkan permasalahan emisi, asap, dan partikulat dibandingkan dengan pemasakan dengan kayu bakar sebelumnya. Dalam uji coba mesin yang dilaksanakan bersamaan dengan serah terima tersebut, waktu produksi dapat menjadi lebih singkat menjadi 2 jam 15 menit dengan hasil pemasakan dan pengadukan lebih konstan yang mempengaruhi tekstur madumongso lebih baik. Tentunya, hasil tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan daya saing dan mutu produk Madumongso Bagaskoro, termasuk variasi produk.
Adanya serah terima mesin peleleh cokelat juga bertujuan untuk meningkatkan diversifikasi produk menjadi praline Madumongso yang dikombinasikan dengan berbagai pelengkap. Cita rasa madumongso yang manis cocok untuk dikombinasikan dengan dark chocolate sehingga menjadi produk baru dan memperluas pangsa pasar. Mesin peleleh cokelat tipe fountain juga dapat diterapkan untuk semakin memperkaya aktivitas dan daya Tarik pada kegiatan eduwisata di UMKM Madumongso Bagaskoro. Selaku pemilik UMKM Madumongso Bagaskoro, Bapak Windu menyatakan bahwa hibah teknologi tepat guna tersebut merupakan sebuah hal yang baru dan sangat diharapkan dalam pengembangan bisnis pangan tradisional madumongso. Beliau juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Tim Hibah TTG DTPB FTP UGM dan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan. Hal ini diharapkan tentunya dapat mendukung upaya peningkatan mudu, diversifikasi produk, dan daya saing madumongso sebagai pangan tradisional kedepannya.
Upaya Tim Hibah TTG Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM dalam melakukan modernisasi proses produksi dan diversifikasi produk madumongso juga telah sejalan dengan beberapa tujuan sustainable development goals (SDG). Beberapa upaya tersebut dapat mendukung ketercapaian SDGs nomor 2 (zero hunger) dengan adanya peningkatan mutu pangan, nomor 7 (affordable and clean energy) dan nomor 13 (climate action) dengan adanya penerapan mesin dan cleaner production yang dapat meminimalisir emisi dari proses produksi. Tentunya, hal ini juga selaras dengan SDGs nomor 9 (industry, innovation, and infrastructure) dengan adanya modernisasi proses produksi dan inovasi produk pangan yang lebih berkelanjutan.