Yogyakarta, 30 Agustus 2024 – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, UGM mengunjungi Taman Kakao Cokelat yang dikelola oleh kelompok tani Ngudi Rejeki Kalurahan Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo untuk melakukan pelatihan sekaligus pengaplikasian teknologi tepat guna terkait pengolahan cokelat “bean to bar”. Program Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis pemanfaatan hasil penelitian dan penerapan teknologi tepat guna kembali digulirkan oleh Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) UGM dan menyasar usaha kecil menengah pengolah kakao-cokelat. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari strategi penguatan sektor hilirisasi cokelat nasional yang telah dilaksanakan Departemen dalam program PKKM Teknik Pertanian 2021 dan 2022.
Pada kegiatan ini, sosialisasi mengenai standar cokelat yang baik dilakukan. Hal ini sangat penting mengingat konsumen cokelat mereka ke depannya tidak hanya konsumen lokal, namun juga konsumen asing yang memiliki standar baku yang cukup tinggi tentang kualitas cokelat. Menurut ketua tim pengabdian, Dr. Arifin Dwi Saputro, cokelat yang baik dapat dinilai berdasarkan setidaknya 7 parameter kualitas, yaitu penampilan (warna dan tingkat kemengkilapan), snap (kekerasan optimal yang terbentuk ketika cokelat dipatahkan, ditandai dengan bunyi khas patahan cokelat), sifat leleh, kekasaran partikel, sifat alir, dan rasa serta aroma (flavor). Cokelat yang baik tidak bisa hanya dinilai dari satu parameter saja, tetapi harus dinilai secara komprehensif dari keseluruhan parameter kualitas tersebut. Untuk memastikan bahwa cokelat yang diproduksi memiliki kualitas yang terstandarisasi, maka diperlukan adanya pelatihan mengenai metode, formulasi, konfigurasi alat mesin, serta teknik pengolahan cokelat yang sesuai dengan standar.
Pada kegiatan ini kelompok tani Ngudi Rejeki diberikan mesin Melanger. Mesin melanger berfungsi untuk mencampur dan menghaluskan bahan baku cokelat dengan tingkat efektifitas yang lebih baik dari ballmill skala kecil. Penggunaan mesin ini sangat efektif mengingat kapasitas produksinya sesuai dengan kebutuhan kelompok tani, yaitu berkisar antar 1,5 – 2 kg sekali proses. Mesin melanger mampu melakukan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi pencampuran (mixing) dan pengecilan ukuran (refining) sehingga dapat menjadi teknologi pengolahan cokelat alternatif yang memberikan efisiensi waktu dan energi yang lebih tinggi.
Untuk menjamin cokelat yang dihasilkan memiliki kualitas terbaik dan juga meminimalisir kerusakan alat karena kesalahan pemakaian, maka pelatihan-pelatihan terkait hal-hal tersebut juga dilakukan. Setelah itu, pembuatan SOP penggunaan alat dan pembuatan cokelat juga dijelaskan saat pendampingan. Beberapa hal lain selain peralatan yang menjadi fokus pembahasan diantaranya adalah perkembangan trend bisnis coklat yang berpotensi menggerakkan pariwisata setempat melalui choco edutourism. Selain itu, turut didiskusikan juga peranan penting formulasi bahan baku dan metode pemrosesan cokelat.
Kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM. Kegiatan ini juga dihadiri oleh anggota tim pengabdian kepada masyarakat fakultas teknologi pertanian lainnya, seperti Maulana Muhammad Shodiq STP, Fido Diandra Pratama, dan Muhammad Fajry Al ‘Azmi STP.
Kontributor: Maulana Muhammad Shodiq S.T.P.