DTPB FTP UGM di Kongres PERTETA 2025: Mendorong Hilirisasi dan Teknologi Aplikatif Pertanian

Makassar, 14–16 November 2025 — Delegasi Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian UGM (DTPB FTP UGM) turut hadir dalam Kongres Nasional Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) 2025 yang diselenggarakan di AAS Building, Makassar. Delegasi dari Yogyakarta yang hadir terdiri atas Dr. Arifin Dwi Saputro (mewakili DTPB FTP UGM), Dr. Andri Prima Nugroho (Ketua PERTETA Cabang Yogyakarta), dan Dr. Radi (Sekretaris Umum PERTETA Pusat).

Kongres Nasional PERTETA 2025 mengusung tema “Inovasi Teknologi Pertanian untuk Mewujudkan Pertanian Cerdas dan Berkelanjutan di Era Digital dalam Mendukung Kedaulatan Pangan” kongres ini menjadi wadah kolaborasi strategis antara pemerintah, akademisi, dan praktisi. Kehadiran DTPB FTP UGM dalam forum ini memperkuat komitmen perguruan tinggi dalam mendorong inovasi teknologi pertanian nasional serta mendukung upaya hilirisasi dan kedaulatan pangan Indonesia.

Kongres tahun juga menjadi momen penting bagi sektor pertanian nasional, khususnya setelah Indonesia berhasil mencatatkan surplus beras pada tahun 2025, sebuah pencapaian strategis yang dinilai sebagai tonggak sejarah baru kemandirian pangan. Atas keberhasilan tersebut, PERTETA resmi menganugerahkan gelar “Bapak Swasembada Pangan Nasional” kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Ketua Umum PERTETA, Desrial. Beliau juga menegaskan bahwa transformasi besar sektor pangan dalam kepemimpinan Amran mampu membawa Indonesia dari kondisi impor beras menjadi proyeksi surplus sekitar 4 juta ton tahun ini.

Dalam sambutannya, Menteri Amran menyampaikan rasa terima kasih kepada PERTETA dan seluruh civitas akademika teknik pertanian Indonesia. Ia menegaskan bahwa penghargaan tersebut merupakan hasil kerja kolektif seluruh petani, penyuluh, akademisi, serta masyarakat yang mendukung tercapainya kemandirian pangan nasional.

Lebih jauh, Mentan Amran memaparkan strategi pemerintah dalam memperkuat hilirisasi komoditas pertanian sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan. Dengan nilai ekspor kelapa dan turunannya yang telah mencapai Rp24 triliun, potensi hilirisasi disebut dapat meningkat hingga Rp2.400 triliun jika Indonesia mengolah seluruh produksi secara menyeluruh. Hilirisasi dinilai mampu membuka jutaan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi desa.

Mentan Amran juga mengajak PERTETA dan perguruan tinggi teknik pertanian untuk mengambil peran lebih besar dalam inovasi alat dan teknologi pertanian. Ia menekankan pentingnya penelitian yang berorientasi pada kebutuhan rakyat dan langsung dapat diimplementasikan, seperti alat tanam murah, teknologi pengolahan hasil, hingga traktor amfibi untuk lahan rawa. Pemerintah disebut siap menyerap inovasi-inovasi aplikatif tersebut.

Kita butuh inovasi, bukan sekadar diskusi. Jika alatnya bagus dan bermanfaat untuk petani, akan langsung kami beli,” tegas Amran.

Dengan mengusung tema “Inovasi Teknologi Pertanian untuk Mewujudkan Pertanian Cerdas dan Berkelanjutan di Era Digital dalam Mendukung Kedaulatan Pangan”, Kongres Nasional PERTETA 2025 berperan penting dalam mendukung berbagai target SDGs, mulai dari peningkatan ketahanan pangan (SDG 2), pembangunan ekonomi berkelanjutan (SDG 8), industrialisasi maju (SDG 9), hingga penguatan kemitraan multipihak (SDG 17).

Kehadiran DTPB FTP UGM dalam forum nasional ini menegaskan komitmen akademisi dalam memperkuat inovasi teknologi pertanian Indonesia serta mendukung percepatan pencapaian SDGs melalui riset, hilirisasi, dan pengabdian kepada masyarakat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses