Penguatan Industri Alsintan Nasional: DTPB FTP UGM dan PT Pura Barutama Sinergikan Inovasi Teknologi dalam Penyusunan Roadmap Alsintan 2025–2045

Kudus, 30 Oktober 2025 — Tim Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian UGM (DTPB FTP UGM) melakukan kunjungan akademik ke PT Pura Barutama sebagai bagian dari rangkaian kegiatan penyusunan Roadmap Industri Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) Nasional 2025–2045 yang dikolaborasikan bersama Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

Kegiatan ini dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. Lilik Sutiarso, M.Eng., IPU, Dr. Andri Prima Nugroho, S.T.P., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., serta tim dosen dan peneliti dari DTPB FTP UGM. Dari pihak perusahaan, hadir Muhammad Wahyudin selaku perwakilan Divisi Pura Engineering.

Dalam sambutannya, Prof. Lilik Sutiarso menegaskan pentingnya kemitraan strategis antara akademisi dan pelaku industri untuk mempercepat lahirnya inovasi alsintan yang aplikatif dan sesuai kebutuhan masyarakat. Tim UGM juga memaparkan temuan awal mengenai kebutuhan penguatan desain dan manufaktur, serta peluang integrasi teknologi digital sebagai bagian dari modernisasi industri alsintan nasional.

PT Pura Barutama turut menampilkan berbagai inovasi yang telah dikembangkan, termasuk panel kontrol berbasis Internet of Things (IoT) untuk pemantauan mesin secara real-time. Pada sesi diskusi teknis, Dr. Andri Prima Nugroho menekankan bahwa integrasi riset akademik dengan kebutuhan industri merupakan kunci untuk menghasilkan alsintan yang efisien, berstandar internasional, dan berdaya saing global.

Pihak perusahaan juga menyampaikan beberapa tantangan yang masih dihadapi industri alsintan nasional, seperti rendahnya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), proses sertifikasi yang cukup panjang, serta keterbatasan bahan baku komponen presisi yang dibutuhkan dalam proses manufaktur.

Kolaborasi antara DTPB FTP UGM dan PT Pura Barutama ini selaras dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya:

  • SDG 2: Tanpa Kelaparan (Zero Hunger) melalui peningkatan efisiensi produksi pangan berbasis mekanisasi;

  • SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui penguatan rekayasa teknologi, pengembangan komponen lokal, serta adopsi teknologi digital;

  • SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab melalui penerapan proses manufaktur yang efisien, terstandar, dan berkelanjutan.

Sinergi ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk mempercepat pengembangan alsintan nasional yang inovatif, efisien, serta adaptif terhadap tuntutan era Pertanian 4.0. Selain itu, kegiatan ini diyakini mampu memperkuat ekosistem kolaboratif antara perguruan tinggi dan industri sehingga integrasi riset dengan kapasitas manufaktur dapat menghasilkan produk alsintan yang kompetitif, terjangkau, dan selaras dengan kebutuhan petani di berbagai wilayah Indonesia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses