[:id]”EATING PAKU” Edible Coating Pati Kulit Ubi Kayu adalah suatu inovasi metode pelapisan (coating) pada pakan ikan yang dibuat dari limbah kulit ubi kayu yang dapat mengefektifkan pemberian pakan ikan khususnya ikan budidaya dikarenakan sifat edible coating sendiri yang dapat sebagai penahan (barrier) agar pakan ikan tidak mudah menyerap air sehingga konsistensi dan bentuk pakan ikan dapat bertahan lebih lama. Hal tersebut dirasa menguntungkan dikarenakan dengan tidak mudah hancurmya pakan ikan dapat membuat kesempatan atau waktu makan ikan (feeding time) menjadi lebih lama sehingga dapat mengefektifkan pemberian pakan, selain itu dengan tidak mudah hancurnya pakan dalam air juga dapat mengurangi pencemaran sisa pakan dalam air.
Muhammad Burhanuddin Fauzi, Ahadian Asror, dan Mochammad Idris Ramadana adalah mahasiswa UGM dari Departemen Teknik Pertanian Dan Biosistem angkatan 2015 sebagai pencetus ide “EATING PAKU”. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksata (PKM-PE) dengan bimbingan Dr. Sri Rahayoe, STP., MP, ketiga mahasiswa ini berhasil mendapat dana apresiasi dari DIKTI.
Gagasan ini berangkat dari permasalahan pada pembuat pakan ikan (pelet) mandiri yang peletnya kalah bersaing dengan pakan ikan komersil dipasaran, terkhusus dari segi ketahanan dan kekuatan dalam air sehingga waktu atau kesempatan makan ikan menjadi lebih singkat karena pelet mandiri mudah hancur dalam air. Hal ini membuat profesi perajin pelet ikan mandiri sekarang menjadi jarang. Dengan “EATING PAKU” diharapkan metode coating ini dapat membuat daya saing dari pakan mandiri meningkat dibanding sebelumnya.
“EATING PAKU” dibuat dari pati yang berasal dari limbah kulit ubi kayu yang kebanyakan orang tidak memanfaatkanya atau dianggap sebagai limbah. Pati dari kulit ubi kayu didapat dengan cara menghancurkan atau memarut kulit ubi kayu dan mencampurkannya dengan air, kemudian diperas dan hasil perasan dari kulit ubi kayu tersebut diendapkan kurang lebih sehari semalam (24 jam) dan jadilah pati kulit ubi kayu. Pati tersebut kemudian dikeringkan dengan oven selama 5 jam pada suhu 60 oC. Setelah pati jadi dilakukan formulasi dengan mencampurkan pati kering ubi kayu dengan gliserol, CMC (carboxymethyl cellulose), serta aquades dengan treatment pengadukan menggunakan magnetic stirer pada kondisi tertentu. Setelah jadi larutan edible coating tersebut digunakan untuk melapisi pelet mandiri dengan cara penyemprotan. Setelah dilakukan peng-coating-an, pelet mandiri menjadi lebih tahan dan kuat dalam air, hal ini terlihat dari hasil pengujian yang menunjukan ketahanan pelet mandiri dalam air dapat bertahan hingga 5-7 jam.
Kontributor: Burhanudin Fauzi
[:en]”EATING PAKU” Edible Coating Pati Kulit Ubi Kayu adalah suatu inovasi metode pelapisan (coating) pada pakan ikan yang dibuat dari limbah kulit ubi kayu yang dapat mengefektifkan pemberian pakan ikan khususnya ikan budidaya dikarenakan sifat edible coating sendiri yang dapat sebagai penahan (barrier) agar pakan ikan tidak mudah menyerap air sehingga konsistensi dan bentuk pakan ikan dapat bertahan lebih lama. Hal tersebut dirasa menguntungkan dikarenakan dengan tidak mudah hancurmya pakan ikan dapat membuat kesempatan atau waktu makan ikan (feeding time) menjadi lebih lama sehingga dapat mengefektifkan pemberian pakan, selain itu dengan tidak mudah hancurnya pakan dalam air juga dapat mengurangi pencemaran sisa pakan dalam air.
Gagasan ini berangkat dari permasalahan pada pembuat pakan ikan (pelet) mandiri yang peletnya kalah bersaing dengan pakan ikan komersil dipasaran, terkhusus dari segi ketahanan dan kekuatan dalam air sehingga waktu atau kesempatan makan ikan menjadi lebih singkat karenmqa pelet mandiri mudah hancur dalam air. Hal ini membuat profesi perajin pelet ikan mandiri sekarang menjadi jarang. Dengan “EATING PAKU” diharapakan metode coating ini dapat membuat daya saing dari pakan mandiri meningkat dibanding sebelumnya.
“EATING PAKU” dibuat dari pati yang berasal dari limbah kulit ubi kayu yang kebanyakan orang tidak memanfaatkanya atau dianggap sebagai limbah. Pati dari kulit ubi kayu didapat dengan cara menghancurkan atau memarut kulit ubi kayu dan mencampurkannya dengan air, kemudian diperas dan hasil perasan dari kulit ubi kayu tersebut diendapkan kurang lebih sehari semalam (24 jam) dan jadilah pati kulit ubi kayu. Pati tersebut kemudian dikeringkan dengan oven selama 5 jam pada suhu 60 oC. Setelah pati jadi dilakukan formulasi dengan mencampurkan pati kering ubi kayu dengan gliserol, CMC (carboxymethyl cellulose), serta aquades dengan treatment pengadukan menggunakan magnetic stirer pada kondisi tertentu. Setelah jadi larutan edible coating tersebut digunakan untuk melapisi pelet mandiri dengan cara penyemprotan. Setelah dilakukan peng-coating-an, pelet mandiri menjadi lebih tahan dan kuat dalam air, hal ini terlihat dari hasil pengujian yang menunjukan ketahanan pelet mandiri dalam air dapat bertahan hingga 5-7 jam.
[:]