[:id]Pada hari Selasa tanggal 5 Desember 2017, sembilan orang mahasiswa Program Studi S2 Teknik Pertanian melakukan kunjungan ke Paguyuban Jasa Alsintan Taju Jawa (Tata Maju Jajar Legawa). Kunjungan ini dimaksudkan untuk menambah wawasan mahasiswa pasca sarjana tentang penerapan mekanisasi pertanian di lapangan dan menggali ide penelitian yang bisa dikembangkan dari permasalahan di lapangan. Mahasiswa pasca sarjana yang didampingi dosen Dr. Murtiningrum dan Dr. Andri Prima Nugroho diterima oleh Bapak Didik Purwadi Nugroho pendiri sekaligus menjadi ketua Paguyuban Taju Jawa.
Paguyuban ini didirikan tahun 2012 dan berlokasi di Kebondalem, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan yang dilakukan antara lain pengolahan tanah, pembibitan padi, penanaman padi, pemanenan padi, pengolahan gabah menjadi beras, pemasaran beras, perawatan dan perbengkelan alat mesin pertanian, serta pelatihan mekanisasi pertanian.
Alsintan yang dimiliki oleh paguyuban tersebut antara lain: Transplanter (sistem Tegel dan Jarwo), Traktor tangan, Traktor roda empat, Combine harvester dan Cultivator. Secara umum, kegiatan yang rutin dilakukan oleh Paguyuban Jasa Alsintan Taju Jawa adalah pembibitan, penanaman, dan pemanenan padi. Pembibitan dilakukan selama 12-18 hari pada tray/dapok yang sudah tersedia. Tray/dapok yang digunakan ada dua jenis karena disesuaikan dengan mesin tranplanter yang dimiliki, yaitu sistem tegel (30 x 18 cm) dan jarwo (20 x 40 cm). Media pembibitan merupakan campuran dari tanah dengan kompos dengan perbandingan 5:1. Sebagian besar petani di sekitar wilayah paguyuban tersebut lebih mengutamakan sistem tegel daripada sistem jarwo, karena berdasarkan pengalaman dari petani, sistem jarwo lebih banyak ditumbuhi gulma.
Untuk proses pemanenan, paguyuban ini menggunakan combine harvester ukuran besar, yaitu yang menggunakan dua buah tabung tresher dengan kapasitas 3,5 Ha/hari. Selain melayani di wilayah sekitarnya, paguyuban ini juga melayani permintaan hingga wilayah Kudus, Jepara dan Demak. Selain itu, paguyuban ini juga memiliki unit penggilingan gabah. Yang menjadi kendala dalam penggilingan gabah ini adalah paguyuban jasa alsintan tata jawa belum memiliki mesin pengering, sehingga agak kesulitan/kewalan di saat musim penghujan tiba, paguyuban ini hanya memiliki lantai jemur dengan kapasitas 2 ton/hari.
Kontributor: Aninda Ayu Arizka, Geraldo A. Rimartin, Riksa Prayogi W
Foto: Murtiningrum[:]