Senin, 26 Juli telah dilaksanakan Serial Workshop PKKM Teknik Pertanian 2021. Program ini merupakan Implementasi Program Kompetisi Kampus Merdeka: dengan topik Permasalahan Kakao pada sektor Budidaya: Teknik Budidaya dan Pemberdayaan Petani Kakao. Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) adalah akselerasi Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) untuk mendorong transformasi dan inovasi perguruan tinggi pada basis program studi yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Serial Workshop ini akan mencakup topik dari Budidaya Kakao, Smart Technology budidaya, Pascapanen Kakao, Pengolahan Kakao, Smart Technology Cokelat, Product Development Cokelat, Pemasaran dan Supply Chain. Acara yang dipandu oleh Aryanis Mutia Zahra, STP., MS.Si., dosen DTPB sebagai moderator, diawali dengan penyampaian materi oleh dua narasumber kemudian dilanjutkan dengan diskusi/tanya jawab.
Bapak Fakhrusy Zakariyya, SP., M.Sc. merupakan Peneliti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dengan bidang keahlian Agronomi – Fisiologi Tanaman. Beliau menyampaikan materi tentang Permasalahan Pada Sektor Budidaya Kakao: Produktivitas, Varietas, Usia Tanaman yang Tua, Kondisi lahan, Ketersediaan Air dan Produktivitas serta Inovasi dan Pengembangan Metode atau Teknologi Budidaya pada sesi pertama.
Pak Rossy menyampaikan bahwa permasalahan produktivitas rendah, dapat diatasi dengan penggunaan tanaman unggul, peremajaan atau rehabilitasi tanaman serta implementasi Good Agricultural Practices. GAP yang perlu diimplementasi yakni penggunaan varietas toleran, konservasi air, manajemen kelembaban air, siklus organic tertutup, dan manajemen hama. Selain itu, perlu pendampingan untuk meningkatkan skill petani khususnya dalam penerapan GAP tersebut. Semuanya bertujuan untuk perkembangan kakao unggul dengan produktivitas tinggi, tahan hama. dan adaptif terhadap perubahan iklim.
Video Rekaman Workshop PKKM Seri Kedua
Inovasi yang dikembangkan puslitkoka yakni bahan tanam kakao mulia, bahan tanam klonal, hibrida unggul OSC dan PCC. Rehabilitasi tanaman dengan cara sambung atau pucuk juga dilakukan Puslitkoka. Dalam hal mitigasi perubahan iklim, teknologi naungan, pemberian bahan organic, konservasi tanah, pemupukan, dan irigasi dapat diterapkan. Diversifikasi tanaman dan Implementasi integrated farming system dapat digunakan, karena kakao memiliki titik jenuh terhadap cahaya sehingga dapat mengoptimalkan pemasukan. Early Warning System diperlukan sebagai Langkah dalam pengendalian OPT Dini. Terakhir, dukungan mekanisasi untuk efisiensi sangat dibutuhkan, seperti mesin gunting untuk rehabilitasi tanaman.
Pembicara kedua, Ibu Ir. Ika Hartanti, M.Si., merupakan Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bu Ika menyampaikan pemaparan tentang Tantangan pada Sektor Budidaya Kakao: Pemberdayaan SDM Kelompok Tani Kakao untuk Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Produksi Kakao. Bu Ika dalam materinya menjelaskan bahwa sebaran kakao di DIY dimulai dari daerah Kab. Gunung Kidul, Kulon Progo, Bantul, dan Sleman dengan produktivitas yang masih rendah dibandingkan dengan potensi yang dapat mencapai 1 ton/Ha.
Bu Ika lebih jauh bercerita bahwa proyek pengembangan kakao menghadapi permasalahan di tingkat petani, rendahnya mutu produk dengan bottleneck berupa fermentasi. Selain itu, terjadi pula permasalahan kelembagaan seperti keterbatasan personil, fungsi kelompok, dan regenerasi petani. Produktivitas yang rendah juga disebabkan kebun kakao yang berumur tua dan proses budidaya yang tidak tepat. Solusi yang menjadi concern yakni meningkatkan kemampuan SDM petani melalui kegiatan pemberdayaan di kelompok tani. Tujuan akhir dari pemberdayaan tersebut adalah mempersiapkan kelembagaan /kelompok tani agar lebih produktif dalam menangani komoditas tanaman KAKAO mulai dari budidaya, pasca panen dan pemasaran hasil.
Acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab dari 6 peserta mengenai perkembangan produk, solusi penanganan pascapanen, minat budidaya kakao di masyarakat, intervensi teknologi serta peluang budidaya dan potensi produktivitas kakao. Acara diakhiri dengan pengumuman seputar seri workshop lanjutan dan foto bersama.
Kontributor: Aryanis Mutia Zahra
Senin, 26 Juli telah dilaksanakan Serial Workshop PKKM Teknik Pertanian 2021. Program ini merupakan Implementasi Program Kompetisi Kampus Merdeka: dengan topik Permasalahan Kakao pada sektor Budidaya: Teknik Budidaya dan Pemberdayaan Petani Kakao. Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) adalah akselerasi Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) untuk mendorong transformasi dan inovasi perguruan tinggi pada basis program studi yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Serial Workshop ini akan mencakup topik dari Budidaya Kakao, Smart Technology budidaya, Pascapanen Kakao, Pengolahan Kakao, Smart Technology Cokelat, Product Development Cokelat, Pemasaran dan Supply Chain. Acara yang dipandu oleh Aryanis Mutia Zahra, STP., MS.Si., dosen DTPB sebagai moderator, diawali dengan penyampaian materi oleh dua narasumber kemudian dilanjutkan dengan diskusi/tanya jawab.
Bapak Fakhrusy Zakariyya, SP., M.Sc. merupakan Peneliti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dengan bidang keahlian Agronomi – Fisiologi Tanaman. Beliau menyampaikan materi tentang Permasalahan Pada Sektor Budidaya Kakao: Produktivitas, Varietas, Usia Tanaman yang Tua, Kondisi lahan, Ketersediaan Air dan Produktivitas serta Inovasi dan Pengembangan Metode atau Teknologi Budidaya pada sesi pertama.
Pak Rossy menyampaikan bahwa permasalahan produktivitas rendah, dapat diatasi dengan penggunaan tanaman unggul, peremajaan atau rehabilitasi tanaman serta implementasi Good Agricultural Practices. GAP yang perlu diimplementasi yakni penggunaan varietas toleran, konservasi air, manajemen kelembaban air, siklus organic tertutup, dan manajemen hama. Selain itu, perlu pendampingan untuk meningkatkan skill petani khususnya dalam penerapan GAP tersebut. Semuanya bertujuan untuk perkembangan kakao unggul dengan produktivitas tinggi, tahan hama. dan adaptif terhadap perubahan iklim.
Video Rekaman Workshop PKKM Seri Kedua
Inovasi yang dikembangkan puslitkoka yakni bahan tanam kakao mulia, bahan tanam klonal, hibrida unggul OSC dan PCC. Rehabilitasi tanaman dengan cara sambung atau pucuk juga dilakukan Puslitkoka. Dalam hal mitigasi perubahan iklim, teknologi naungan, pemberian bahan organic, konservasi tanah, pemupukan, dan irigasi dapat diterapkan. Diversifikasi tanaman dan Implementasi integrated farming system dapat digunakan, karena kakao memiliki titik jenuh terhadap cahaya sehingga dapat mengoptimalkan pemasukan. Early Warning System diperlukan sebagai Langkah dalam pengendalian OPT Dini. Terakhir, dukungan mekanisasi untuk efisiensi sangat dibutuhkan, seperti mesin gunting untuk rehabilitasi tanaman.
Pembicara kedua, Ibu Ir. Ika Hartanti, M.Si., merupakan Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bu Ika menyampaikan pemaparan tentang Tantangan pada Sektor Budidaya Kakao: Pemberdayaan SDM Kelompok Tani Kakao untuk Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Produksi Kakao. Bu Ika dalam materinya menjelaskan bahwa sebaran kakao di DIY dimulai dari daerah Kab. Gunung Kidul, Kulon Progo, Bantul, dan Sleman dengan produktivitas yang masih rendah dibandingkan dengan potensi yang dapat mencapai 1 ton/Ha.
Bu Ika lebih jauh bercerita bahwa proyek pengembangan kakao menghadapi permasalahan di tingkat petani, rendahnya mutu produk dengan bottleneck berupa fermentasi. Selain itu, terjadi pula permasalahan kelembagaan seperti keterbatasan personil, fungsi kelompok, dan regenerasi petani. Produktivitas yang rendah juga disebabkan kebun kakao yang berumur tua dan proses budidaya yang tidak tepat. Solusi yang menjadi concern yakni meningkatkan kemampuan SDM petani melalui kegiatan pemberdayaan di kelompok tani. Tujuan akhir dari pemberdayaan tersebut adalah mempersiapkan kelembagaan /kelompok tani agar lebih produktif dalam menangani komoditas tanaman KAKAO mulai dari budidaya, pasca panen dan pemasaran hasil.
Acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab dari 6 peserta mengenai perkembangan produk, solusi penanganan pascapanen, minat budidaya kakao di masyarakat, intervensi teknologi serta peluang budidaya dan potensi produktivitas kakao. Acara diakhiri dengan pengumuman seputar seri workshop lanjutan dan foto bersama.
Kontributor: Aryanis Mutia Zahra