Tanah merupakan faktor penting dalam menunjang proses produksi pertanian. Tidak hanya unsur hara, tetapi juga kondisi fisik tanah serta kehidupan di tanah tersebut tidak bisa dilupakan. Petani sebagai aktor utama dalam pertanian memerlukan bekal pengetahuan yang banyak tentang tata kelola tanah sehingga mampu berproduksi dengan maksimal. Pada tanggal 25 Juli 2022, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (TPB) UGM didampingi tim peneliti dari University of Natural Resources and Life Sciences (BOKU) Vienna, Austria mengadakan acara pelatihan untuk petani dengan tema ´mengenal karakteristik tanah´ yang diselenggarakan di Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka. Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan tahun 2021, tentang Biochar dari limbah pertanian. Dalam rangka implementasi tahun kedua Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM), Teknik Pertanian dan Biosistem kembali menerapkan teknologi atau hasil penelitian ke masyarakat (IKU 5: Mutu dan relevansi riset dan pengabdian kepada masyarakat).
Petani yang berpartisipasi dalam program pelatihan mendapatkan materi tentang bagaimana cara mendeteksi beberapa indikator kesehatan tanah baik secara fisik, kimia, dan biologi di lahan pertanian mereka. Sebelum pelatihan, tim UGM dan BOKU bersama petani lokal mengambil beberapa sampel tanah di lahan pertanian yang mereka kelola. Sampel yang diambil merupakan representasi dari pengelolaan lahan yang dilakukan.
Materi pelatihan disampaikan oleh Dr. Ngadisih dan Rizki Maftukah (Ph.D. cand) berkolaborasi dengan Dr. Gernot Bodner, Dr. Katharina Keiblinger, Dr. Rebecca Hood-Nowothny, dan Sabine Huber dari BOKU serta Dr. Peter Strauss dari Federal Agency for Water Management, Vienna. Pelatihan dimulai dengan FGD (focus group discussion) dimana peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok berdiskusi tentang karakter tanah yang baik dan kurang baik untuk produksi pertanian. Pelatihan dilanjutkan dengan pengujian beberapa indikator kesehatan tanah secara sederhana di dalam kelas. Pengujian ini antara lain pH tanah, respirasi tanah, dan struktur tanah. Praktek ini dilakukan oleh masing-masing kelompok dengan menggunakan sampel tanah yang berasal dari lahan pertanian mereka. Selain itu, peserta juga diajak ke lahan di sekitar lokasi pelatihan untuk melihat profil tanah di lokasi tersebut. Gernot Bodner menjelaskan jika perkembangan profil tanah merupakan representasi dari pengelolaan tanah yang dilakukan. Lapisan tanah yang berwarna hitam/gelap mencirikan jika kandungan bahan organiknya tinggi dan merupakan sumber utama stok karbon sehingga mengindikasikan jika tanah tersebut baik. Hasil pengujian beberapa indikator kesehatan tanah baik di kelas maupun di lapangan dapat memberikan gambaran ke petani tentang bagaimana tanah yang sehat dan kurang sehat. Petani yang berpartisipasi dalam pelatihan ini diharapkan akan lebih memahami cara menilai indikator kesehatan tanah di lahan pertanian mereka.
Berdasarkan pengamatan kesehatan tanah tersebut, mereka belajar mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan tanah di lahan mereka sehingga dapat berproduksi optimal.
Selain petani, stakeholder di Kabupaten Bangka seperti BPTP, Universitas Bangka – Belitung, BPP, penyuluh pertanian, Balitbang, serta Dinas Pangan dan Pertanian juga turut serta dalam acara pelatihan tersebut. Sinergi antara Universitas, stakeholder pemerintah, beserta petani sangat diperlukan untuk mendukung produksi pertanian sehingga ketanahan pangan terutama di Kabupaten Bangka bisa dicapai.
Kontributor: Rizki Maftukhah
Tanah merupakan faktor penting dalam menunjang proses produksi pertanian. Tidak hanya unsur hara, tetapi juga kondisi fisik tanah serta kehidupan di tanah tersebut tidak bisa dilupakan. Petani sebagai aktor utama dalam pertanian memerlukan bekal pengetahuan yang banyak tentang tata kelola tanah sehingga mampu berproduksi dengan maksimal. Pada tanggal 25 Juli 2022, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (TPB) UGM didampingi tim peneliti dari University of Natural Resources and Life Sciences (BOKU) Vienna, Austria mengadakan acara pelatihan untuk petani dengan tema ´mengenal karakteristik tanah´ yang diselenggarakan di Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka. Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan tahun 2021, tentang Biochar dari limbah pertanian. Dalam rangka implementasi tahun kedua Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM), Teknik Pertanian dan Biosistem kembali menerapkan teknologi atau hasil penelitian ke masyarakat (IKU 5: Mutu dan relevansi riset dan pengabdian kepada masyarakat).
Petani yang berpartisipasi dalam program pelatihan mendapatkan materi tentang bagaimana cara mendeteksi beberapa indikator kesehatan tanah baik secara fisik, kimia, dan biologi di lahan pertanian mereka. Sebelum pelatihan, tim UGM dan BOKU bersama petani lokal mengambil beberapa sampel tanah di lahan pertanian yang mereka kelola. Sampel yang diambil merupakan representasi dari pengelolaan lahan yang dilakukan.
Materi pelatihan disampaikan oleh Dr. Ngadisih dan Rizki Maftukah (Ph.D. cand) berkolaborasi dengan Dr. Gernot Bodner, Dr. Katharina Keiblinger, Dr. Rebecca Hood-Nowothny, dan Sabine Huber dari BOKU serta Dr. Peter Strauss dari Federal Agency for Water Management, Vienna. Pelatihan dimulai dengan FGD (focus group discussion) dimana peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok berdiskusi tentang karakter tanah yang baik dan kurang baik untuk produksi pertanian. Pelatihan dilanjutkan dengan pengujian beberapa indikator kesehatan tanah secara sederhana di dalam kelas. Pengujian ini antara lain pH tanah, respirasi tanah, dan struktur tanah. Praktek ini dilakukan oleh masing-masing kelompok dengan menggunakan sampel tanah yang berasal dari lahan pertanian mereka. Selain itu, peserta juga diajak ke lahan di sekitar lokasi pelatihan untuk melihat profil tanah di lokasi tersebut. Gernot Bodner menjelaskan jika perkembangan profil tanah merupakan representasi dari pengelolaan tanah yang dilakukan. Lapisan tanah yang berwarna hitam/gelap mencirikan jika kandungan bahan organiknya tinggi dan merupakan sumber utama stok karbon sehingga mengindikasikan jika tanah tersebut baik. Hasil pengujian beberapa indikator kesehatan tanah baik di kelas maupun di lapangan dapat memberikan gambaran ke petani tentang bagaimana tanah yang sehat dan kurang sehat. Petani yang berpartisipasi dalam pelatihan ini diharapkan akan lebih memahami cara menilai indikator kesehatan tanah di lahan pertanian mereka.
Berdasarkan pengamatan kesehatan tanah tersebut, mereka belajar mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan tanah di lahan mereka sehingga dapat berproduksi optimal.
Selain petani, stakeholder di Kabupaten Bangka seperti BPTP, Universitas Bangka – Belitung, BPP, penyuluh pertanian, Balitbang, serta Dinas Pangan dan Pertanian juga turut serta dalam acara pelatihan tersebut. Sinergi antara Universitas, stakeholder pemerintah, beserta petani sangat diperlukan untuk mendukung produksi pertanian sehingga ketanahan pangan terutama di Kabupaten Bangka bisa dicapai.
Kontributor: Rizki Maftukhah