Pandemik Covid mulai usai, sektor industri dan pariwisata di Yogyakarta kembali pulih dengan geliat perekonomian nampak di penjuru tempat di provinsi ini. Berdiri di lahan seluas sekitar 1.200 m², Griya Cokelat Nglanggeran menjadi salah satu penanda telah memasuki kawanan desa wisata gunung api purba, Yogyakarta. Menjadi mitra pengabdian masyarakat Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM selama 3 tahun, Griya Cokelat mulai berhasil mengembangkan konsep produksi cokelat single origin, bean to bar, dengan peralatan yang telah dihibahkan sebelumnya. Namun, sama halnya dengan kegiatan usaha lain, semangat berinovasi dan mengembangkan diri haruslah tetap tumbuh sebagai upaya adaptasi dari segala perubahan. Semangat inilah yang coba Griya Cokelat wujudkan dengan diversifikasi produk.
Pada tahun ke-3 dalam pelasanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis pemanfaatan hasil penelitian dan penerapan teknologi tepat guna ini, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM bekerjasama dengan Griya Cokelat Nglanggeran menggelar serangkaian kegiatan terkait diversifikasi produk pangan berbasis cokelat. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya pemulihan ekonomi masyarakat pasca pandemik covid-19 sekaligus tindak lanjut program di tahun-tahun sebelumnya. Cokelat merupakan salah satu produk turunan dari kakao yang dapat diproses lebih lanjut ke dalam berbagai macam olahan menarik, seperti bakpia, ampyang, keripik dsb. Griya Cokelat pun telah mendiversifikasi cokelat menjadi berbagai macam produk. Sayangnya, pengembangan lebih lanjut masih terkendala oleh keterbatasan peralatan produksi dan akses terhadap informasi diversifikasi produk lain. Oleh karena itu pada Kamis dan Minggu, 27 -30 Oktober 2022, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM melakukan pendampingan, penyerahan alat produksi, sekaligus pelatihan diversifikasi produk olahan cokelat.
Dalam acara tersebut, Tim Pengabdian yang diketuai Dr Arifin Dwi Saputro ini menghibahkan berberapa peralatan berupa oven dua pintu berbahan bakar gas, mesin melanger pencampur adonan, nampan, dsb untuk keperluan diversifikasi produk. Pendampingan oleh Tim beranggotakan Dr Arima Diah Setiowati, Dr Radi, dan Redika Ardi Kusuma MSi ini juga dilakukan agar mitra Griya Cokelat dapat mengoptimalkan penggunaan peralatan tersebut secara aman dan efisien.
Selanjutnya dalam acara ini, turut diundang Dr Manikharda, dosen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM, untuk memberikan paparan tentang diversifikasi produk cokelat memanfaatkan bahan lokal, yaitu bunga telang (Clitoria ternatea), dan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan produk. Pembuatan cokelat yang dipadukan dengan bunga berwarna biru keunguan tersebut mengundang antusiasme para peserta pelatihan karena menjadikan cokelat tidak hanya tampil lebih menarik tetapi juga dinilai lebih berkhasiat. Berbekal pelatihan ini diharapkan dapat memancing munculnya lebih banyak ide kreatif peserta dalam mengembangkan produk turunan cokelat yang tidak sekedar lezat tetapi juga sehat. Salah satu peserta pelatihan sekaligus perwakilan dari Griya Cokelat Nglanggeran, Bu Surini, mengapresiasi rangkaian acara Pengabdian kepada Masyarakat ini dan berharap kemitraan antara Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM dengan Griya Cokelat Nglanggeran selaku UMKM dapat terus terjalin sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Kontributor: Redika Ardi
Pandemik Covid mulai usai, sektor industri dan pariwisata di Yogyakarta kembali pulih dengan geliat perekonomian nampak di penjuru tempat di provinsi ini. Berdiri di lahan seluas sekitar 1.200 m², Griya Cokelat Nglanggeran menjadi salah satu penanda telah memasuki kawanan desa wisata gunung api purba, Yogyakarta. Menjadi mitra pengabdian masyarakat Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM selama 3 tahun, Griya Cokelat mulai berhasil mengembangkan konsep produksi cokelat single origin, bean to bar, dengan peralatan yang telah dihibahkan sebelumnya. Namun, sama halnya dengan kegiatan usaha lain, semangat berinovasi dan mengembangkan diri haruslah tetap tumbuh sebagai upaya adaptasi dari segala perubahan. Semangat inilah yang coba Griya Cokelat wujudkan dengan diversifikasi produk.
Pada tahun ke-3 dalam pelasanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis pemanfaatan hasil penelitian dan penerapan teknologi tepat guna ini, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM bekerjasama dengan Griya Cokelat Nglanggeran menggelar serangkaian kegiatan terkait diversifikasi produk pangan berbasis cokelat. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya pemulihan ekonomi masyarakat pasca pandemik covid-19 sekaligus tindak lanjut program di tahun-tahun sebelumnya. Cokelat merupakan salah satu produk turunan dari kakao yang dapat diproses lebih lanjut ke dalam berbagai macam olahan menarik, seperti bakpia, ampyang, keripik dsb. Griya Cokelat pun telah mendiversifikasi cokelat menjadi berbagai macam produk. Sayangnya, pengembangan lebih lanjut masih terkendala oleh keterbatasan peralatan produksi dan akses terhadap informasi diversifikasi produk lain. Oleh karena itu pada Kamis dan Minggu, 27 -30 Oktober 2022, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM melakukan pendampingan, penyerahan alat produksi, sekaligus pelatihan diversifikasi produk olahan cokelat.
Dalam acara tersebut, Tim Pengabdian yang diketuai Dr Arifin Dwi Saputro ini menghibahkan berberapa peralatan berupa oven dua pintu berbahan bakar gas, mesin melanger pencampur adonan, nampan, dsb untuk keperluan diversifikasi produk. Pendampingan oleh Tim beranggotakan Dr Arima Diah Setiowati, Dr Radi, dan Redika Ardi Kusuma MSi ini juga dilakukan agar mitra Griya Cokelat dapat mengoptimalkan penggunaan peralatan tersebut secara aman dan efisien.
Selanjutnya dalam acara ini, turut diundang Dr Manikharda, dosen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM, untuk memberikan paparan tentang diversifikasi produk cokelat memanfaatkan bahan lokal, yaitu bunga telang (Clitoria ternatea), dan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan produk. Pembuatan cokelat yang dipadukan dengan bunga berwarna biru keunguan tersebut mengundang antusiasme para peserta pelatihan karena menjadikan cokelat tidak hanya tampil lebih menarik tetapi juga dinilai lebih berkhasiat. Berbekal pelatihan ini diharapkan dapat memancing munculnya lebih banyak ide kreatif peserta dalam mengembangkan produk turunan cokelat yang tidak sekedar lezat tetapi juga sehat. Salah satu peserta pelatihan sekaligus perwakilan dari Griya Cokelat Nglanggeran, Bu Surini, mengapresiasi rangkaian acara Pengabdian kepada Masyarakat ini dan berharap kemitraan antara Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM dengan Griya Cokelat Nglanggeran selaku UMKM dapat terus terjalin sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Kontributor: Redika Ardi