Kegiatan bertema “Implementasi Teknik Pengeringan Kopi untuk Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Olahan Kopi di Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang” dilakukan oleh Tim dari Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP, UGM dalam rangka melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Kemanfaatan Hasil Penelitian dan Kemanfaatan Teknologi Tepat Guna. Program ini dilakukan tim yang beranggotakan: Dr. Devi Yuni Susanti, S.T.P., M.Sc., Dr. Sri Rahayoe, S.T.P., M.P., Hanim Zuhrotul Amanah, S.T.P., M.P., Ph.D., Dr. Joko Nugroho Wahyu Karyadi, S.T.P., M.Eng., dan Iman Sabarisman, STP, M.Si.
Serangkaian kegiatan telah dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Rektor 623/UN1.P/KPT/HUKOR/2023 dan Surat Tugas No 617/UN1/DPM/PKM/PM.01.03/2023 sejak bulan Mei 2023 sampai dengan tanggal 30 November 2023. Koordinasi pelaksanaan program dilakukan tim kepada Pemerintah Desa Sambak untuk penyusunan teknis pelaksanaan program berdasarkan identifikasi permasalahan dan perencanaan penyelesaian permasalahan pascapanen kopi yang dihadapai desa Sambak melalui Focus Group Discussion.
Pelatihan teknik pascapanen kopi dilakukan 26 Juni 2023 dengan narasumber Dr. Devi Yuni Susanti, STP., M.Sc dan Forum Group Discussion yang dipandu olah Hanim Zuhrotul Amanah, STP., MP., PhD, beserta Dr. Joko Nugroho Wahyu Karyadi, STP., M.Eng, Dr. Sri Rahayoe, STP., MP serta Iman Sabarisman, STP., M.Si. Pelatihan diberikan kepada petani dan pengolah hasil panen kopi di desa Sambak (Gambar 1). Dalam pelatihan, dijelaskan titik kritis proses pascapanen untuk menghindari kegagalan proses dan titik penentu kualitas produk olahan kopi. Diantara proses pascapanen kopi yang meliputi proses sortasi, pencucian, pengeringan, pengupasan kulit, pengupasan kulit ari, dan penyimpanan, proses pengeringan merupakan titik kritis proses pascapanen. Kegagalan proses pengeringan akibat ketidakstabilan cuaca, malam dan hujan akan menyebabkan biji berjamur dan menghasilkan okratoksin dan perubahan aroma kopi. Pengeringan konvensional yang dilakukan langsung diatas tanah juga menurunkan kualitas aroma kopi. Perbaikan proses pengeringan merupakan solusi permasalahan pascapanen kopi di Desa Sambak yang masih dilakukan secara konvensional dan penutupan dengan plastik. Melalui program ini telah dirancang Dome Dryer biji kopi yang saat ini banyak dipilih sebagai solusi pengeringan beberapa jenis komoditas. Perancangan dimensi pengering dan bahan disesuaikan dengan kapasitas produksi dan kontur lahan desa Sambak. Pengering dirancang dengan menggabungkan sumber energi dari sinar matahari yang menembus dan terperangkap dalam pengering serta energi dari pemanas udara kompor gas melalui indirect heating. Pengering dilengkapi dengan blower penghembus udara pengering dan exhaust fan untuk mencegah tingginya kelembaban dalam ruang pengering.
Hasil rancangan Dome Dryer yang menggunakan sistem knock down diselesaikan dan dirakit di samping Café Potorono yang merupakan tempat penyajian olahan kopi Sambak bagi wisatawan Desa Sambak yang merupakan desa agro-edu-ekowisata proklim pada tanggal 6 September 2023 Implementasi dan serah terima dome dryer diiiringi dengan pelatihan pengoperasian, perawatan dan uji kinerja telah dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2023.
Dome dryer merupakan wujud penyelesaian permasalahan proses pengeringan yang selama ini terkendala di Desa Sambak sehingga menyebabkan kegagalan proses dan rendahnya kualitas green bean kopi Sambak. Implementasi teknik pengeringan yang tepat dan penggunaan dome dryer menghadirkan perubahan proses kopi dari tradisional menjadi proses berteknologi. Berdasarkan hasil uji kinerja pengering, distribusi suhu udara dalam pengering yang dioperasikan pada laju bahan bakar terendah telah mampu menghasilkan suhu udara pengering 40 hingga 70 ℃ yang cukup ideal untuk kebutuhan proses pengeringan kopi. Pengkondisian suhu disesuaikan dengan kondisi kadar air kopi dan cuaca disekitarnya. Dengan penggunaan dome dryer, proses pengeringan dapat dilakukan secara terus menerus tanpa dipengaruhi cuaca dan menghasilkan pengeringan lebih cepat, bersih dan tidak kontak lantai/tanah. Implementasi dome dryer dapat meningkatkan kapasitas produksi dan menjaga mutu green bean agar memenuhi standar biji kopi secara komersial sehingga berdaya saing di pasar dalam dan luar negeri. Kehadiran budaya pemrosesan kopi dengan melibatkan teknologi yang tepat guna dan efisien ini dapat menjadikan proses kopi di desa Sambak menjadi contoh proses kopi berteknologi sebagai saran edukasi dan wisata petani dan pengolah kopi dari daerah lain.