
Ciamis, 6-7 Mei 2025. Sejumlah akademisi Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari dosen, asisten peneliti, dan mahasiswa, menjadi fasilitator dalam kegiatan sosialisasi dan Forum Group Discussion (FGD) evaluasi modernisasi irigasi Daerah Irigasi (D.I.) Manganti. Daerah irigasi yang menjadi percontohan dalam digitalisasi sistem irigasi ini memiliki luas layanan 26.153 hektar dan meliputi dua provinsi dan tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Ciamis dan Pangandaran di Jawa Barat dan kabupaten Cilacap di Jawa Tengah. Kegiatan evaluasi modernisasi irigasi ini merupakan bagian dari program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) dan terselenggara atas kerja sama Direktorat Bina Teknik Sumber Daya Air, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Bertempat di Kantor Unit Pengelola Irigasi (UPI) D.I. Manganti, kegiatan ini dihadiri oleh tim dari Direktorat Bina Teknik SDA dan BBWS Brantas, akademisi DTPB FTP UGM, serta perwakilan pemangku kepentingan pengelolaan jaringan irigasi seperti Dinas Pekerjaan Umum provinsi/kabupaten, Dinas Pertanian provinsi/kabupaten, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Beppeda), UPI, dan perwakilan petani yang tergabung dalam Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Direktur Bina Teknik Ditjen SDA, Dr. Ir. Muhammad Rizal, M.Sc yang diwakili oleh Dr. Dian Kamila, S.T., M.T. selaku Kasubdit Data dan Pengembangan SISDA Direktorat Bina Teknik Ditjen SDA, dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala BBWS Cintanduy, Dr. Ir. Elroy Koyari, S.T., M.T. Selebihnya Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWS Citanduy, Mohammad Ramdani, S.T., M.Sc, memberikan paparan mengenai sistem irigasi DI Manganti dan digitalisasinya.
Kegiatan sosialisasi dibagi ke dalam dua sesi, yaitu paparan evaluasi program kebijakan modernisasi irigasi dan wawancara dengan berbagai pemangku kepentingan. Paparan yang pertama disampaikan oleh dosen DTPB FTP UGM dan Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Prof. Dr. Ir. Sigit Supadmo Arif, M.Eng. dan Dr. Asna Mustofa, S.T.P., M.P., yang mempresentasikan mengenai konsep dan tahapan implementasi modernisasi irigasi. Paparan kedua dilakukan oleh dosen DTPB FTP UGM lainnya, Dr. Eng. Ansita Gupitakingkin Pradipta, S.T., M.Eng, yang menyampaikan mengenai urgensi evaluasi modernisasi irigasi dan tata cara pelaksanaannya yang dikaitkan pula dengan isu lingkungan salah satunya perubahan iklim. Sesi kedua sosialisasi diisi dengan wawancara kepada beberapa perwakilan pemangku kepentingan sebagai masukan dalam evaluasi modernisasi irigasi.

FGD yang dilaksanakan pada hari kedua bermaksud untuk memetakan kondisi di lapangan, mengidentifikasi permasalahan, menjaring aspirasi pemangku kepentingan, dan merumuskan solusi masa depan. Yang bertugas sebagai pemantik dalam FGD ini adalah tim asisten peneliti Pusat Kajian Modernisasi Irigasi dan Pertanian (PKMIP) FTP UGM, yaitu Arya Jaya Kusuma, S.T.P, Nindya Marsya Larasati, S.Sos., dan Tsabita Prameswari Jannati, S.I.P. Tim membuka diskusi dengan pemaparan mengenai partisipasi masyarakat dalam modernisasi irigasi. Isu yang menjadi pembahasan hangat dalam FGD adalah seputar ketersediaan air dan distribusinya ke lahan, pelaksanaan dan kendala dalam operasi dan pemeliharaan (OP) jaringan irigasi, peran kelembagaan dalam pengelolaan irigasi, dan faktor lingkungan yang menimbulkan permasalahan dalam OP irigasi. Permasalahan lingkungan yang menjadi sorotan utama dalam diskusi kali ini adalah tingginya sedimentasi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy dan intrusi air asin ke lahan sawah. Tim evaluasi modernisasi irigasi secara bersama-sama juga melaksanakan penelusuran jaringan irigasi untuk pengecekan kondisi nyata di lapangan.

Data dan informasi yang dihimpun dari kegiatan sosialisasi dan FGD kali ini akan menjadi masukan berharga dalam evaluasi implementasi modernisasi irigasi DI Manganti dan perumusan arah kebijakan masa depan. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk upaya dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2: Tanpa Kelaparan, melalui peningkatan produktivitas pertanian berbasis sistem irigasi yang adaptif dan berkelanjutan.