
Magelang, 10 Agustus 2025 — Perhimpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (PERMATETA) Universitas Gadjah Mada mengadakan program Mblasuk Desa di Desa Mangunsari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Departemen Pengabdian Masyarakat PERMATETA yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat dalam mengolah limbah ternak secara tepat guna dan berkelanjutan melalui proses composting. Kegiatan ini dihadiri oleh Dosen Pembina Mahasiswa, yakni Dr. Prieskarinda Lestari selaku Koordinator Kemahasiswaan, bersama Ardan Wiratmoko, M.Sc., dan Pemateri/Narasumber oleh Dr. Joko Nugroho Wahyu Karyadi.

Pada pelaksanaan Mblasuk Desa kali ini, PERMATETA UGM menghadirkan rangkaian kegiatan penyuluhan dan praktik lapangan yang berfokus pada pengolahan limbah kotoran hewan (kohe) menjadi pupuk organik bernilai tinggi. Kegiatan ini diikuti antusias oleh sekitar 30 –35 anggota Kelompok Tani Suko Tulodo, yang sehari-hari bergelut dalam usaha peternakan dan pertanian di Desa Mangunsari. Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Kelompok Ternak Desa Podosoko, Kelompok Tani Desa Grabag, Magelang Stories, dan Kelompok PKK.
Dua narasumber diundang untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka. Pembicara pertama, Dr. Joko Nugroho Wahyu Karyadi, S.T.P., M.Eng., memaparkan secara detail teknik pengolahan kohe dengan pemberian aerasi tambahan, yang memanfaatkan suplai oksigen untuk mempercepat proses dekomposisi dan menghasilkan pupuk berkualitas tinggi. Sementara itu, pembicara kedua, Dedy Tri Kuncoro, memperkenalkan metode composting with amendment, yaitu teknik pengomposan dengan penambahan bahan tertentu guna meningkatkan kandungan nutrisi dan memperbaiki struktur kompos.
Setelah menerima materi, para peserta tidak hanya berhenti pada tataran teori. Mereka langsung terlibat dalam sesi praktik lapangan yang dipandu oleh tim PERMATETA, para dosen pendamping, dan kedua narasumber. Melalui kegiatan ini, peserta dapat memahami tahapan teknis secara menyeluruh, mulai dari persiapan bahan baku, pengaturan kelembapan, pembalikan kompos, hingga pengemasan hasil akhir. Pendekatan belajar sambil praktik ini diharapkan mampu membekali para petani dengan keterampilan yang dapat diterapkan secara mandiri, sehingga pengelolaan limbah ternak dapat menjadi solusi yang produktif sekaligus ramah lingkungan. Selama 60 hari kedepan, proses monitoring dan pembalikan dari kompos dilakukan guna memantau proses dan keberhasilan pengomposan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan kemampuan masyarakat dalam mengelola limbah ternak dapat meningkat, sehingga tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan tetapi juga menambah nilai ekonomi bagi warga. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen UGM dalam mendukung SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan SDG 15 (Menjaga Ekosistem Darat) melalui kolaborasi nyata antara perguruan tinggi dan masyarakat.