Serial Workshop Keempat dalam rangka PKKM 2022 bertema Implementasi Teknologi 4.0 untuk Kegiatan Panen Kakao yang Terkendali

[:id]Dalam rangka pelaksanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Teknik Pertanian 2022, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian menggelar workshop dengan judul “Implementasi Teknologi 4.0 untuk Kegiatan Panen Kakao yang Terkendali”. Workshop ini digelar pada hari Kamis 22 September 2022 secara daring melalui platform zoom dan dapat disimak kembali melalui channel Youtube Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem.  Pemateri yang menyampaikan paparan adalah Aris Budiman, SP., M.Si. dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) dan Dr. Ir. Herry Wirianata, MS. dari Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta. Bertindak selaku moderator yaitu Siti Mariyam, S.TP., M.Sc., Dosen DTPB, FTP UGM.

Poster Workshop

Peneliti Puslitkoka, Aris Budiman, SP., M.Si. menyatakan bahwa potensi agroklimat di Indonesia belum menjamin potensi produksi perkebunan tercapai, yakni karena adanya kebutuhan air dan unsur hara. Kakao mutlak memerlukan tanaman penaung dengan kelas lahan yang bagus. Tantangan ke depan ialah dengan membuat peta digital dalam pembangunan sistim informasi perkebunan kakao berbasis blok sehingga user dapat memanfaatkan informasi manajemen perkebunan kakao secara real time. Terkait manajemen panen, disampaikan bahwa panen yang dilakukan petani saat ini masih secara konvensional. Di beberapa negara lain pemanenan buah kakao telah menggunakan AI based warna buah, panjang tangkai, dan sekaligus teknologi sortasi buah. Berdasarkan laporan World Economy forum 2017, terdapat beberapa teknologi pertanian yang dapat diterapkan dalam perkebunan kakao. Integrasi teknologi tersebut terdiri oleh field mobility, data management, rapid image monitoring, real time monitoring, advance analysis, geo AI, dan big data.

 

Pada kesempatan selanjutnya, Dr. Herry Wirianata menyatakan bahwan kakao di Indonesia merupakan produk perkebunan dengan cost dan resiko biotik paling tinggi. Produksi kakao memerlukan teknologi GAP yang baik dimulai dari input produksi yang tinggi berupa bahan tanam ungul, tanaman penaung, dan pemupukan. Pada manajemen pangkasan dilakukan sebelum melakukan manajemen panen dengan memperhatikan struktur arsitek tanaman kakao ortrotropic. Penentuan waktu panen kakao memperhatikan usia buah kakao (rata-rata 6,5-7,5 bulan)  berkaitan dengan jenis klon. Jarak antar panen kakao 2 pekan dan diambil buah yang masak lebih dahulu. Pemanenan dilakukan dengan seleksi buah masak tepat pada tangkai agar tidak merusak buah dan bantalan bunga.

 [:en]Dalam rangka pelaksanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Teknik Pertanian 2022, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian menggelar workshop dengan judul “Implementasi Teknologi 4.0 untuk Kegiatan Panen Kakao yang Terkendali”. Workshop ini digelar pada hari Kamis 22 September 2022 secara daring melalui platform zoom dan dapat disimak kembali melalui channel Youtube Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem.  Pemateri yang menyampaikan paparan adalah Aris Budiman, SP., M.Si. dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) dan Dr. Ir. Herry Wirianata, MS. dari Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta. Bertindak selaku moderator yaitu Siti Mariyam, S.TP., M.Sc., Dosen DTPB, FTP UGM.

Poster Workshop

Peneliti Puslitkoka, Aris Budiman, SP., M.Si. menyatakan bahwa potensi agroklimat di Indonesia belum menjamin potensi produksi perkebunan tercapai, yakni karena adanya kebutuhan air dan unsur hara. Kakao mutlak memerlukan tanaman penaung dengan kelas lahan yang bagus. Tantangan ke depan ialah dengan membuat peta digital dalam pembangunan sistim informasi perkebunan kakao berbasis blok sehingga user dapat memanfaatkan informasi manajemen perkebunan kakao secara real time. Terkait manajemen panen, disampaikan bahwa panen yang dilakukan petani saat ini masih secara konvensional. Di beberapa negara lain pemanenan buah kakao telah menggunakan AI based warna buah, panjang tangkai, dan sekaligus teknologi sortasi buah. Berdasarkan laporan World Economy forum 2017, terdapat beberapa teknologi pertanian yang dapat diterapkan dalam perkebunan kakao. Integrasi teknologi tersebut terdiri oleh field mobility, data management, rapid image monitoring, real time monitoring, advance analysis, geo AI, dan big data.

 

 

Pada kesempatan selanjutnya, Dr. Herry Wirianata menyatakan bahwan kakao di Indonesia merupakan produk perkebunan dengan cost dan resiko biotik paling tinggi. Produksi kakao memerlukan teknologi GAP yang baik dimulai dari input produksi yang tinggi berupa bahan tanam ungul, tanaman penaung, dan pemupukan. Pada manajemen pangkasan dilakukan sebelum melakukan manajemen panen dengan memperhatikan struktur arsitek tanaman kakao ortrotropic. Penentuan waktu panen kakao memperhatikan usia buah kakao (rata-rata 6,5-7,5 bulan)  berkaitan dengan jenis klon. Jarak antar panen kakao 2 pekan dan diambil buah yang masak lebih dahulu. Pemanenan dilakukan dengan seleksi buah masak tepat pada tangkai agar tidak merusak buah dan bantalan bunga.

 [:]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.