Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian UGM kembali menyelenggarakan workshop Implementasi Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) pada hari Jumat 28 Oktober 2022. Workshop ketujuh ini mengambil tema “Implementasi Teknologi Presisi Pada Proses Pascapanen Kakao dan Pengolahan Coklat”. Pemateri yang tampil adalah Nur Muhib, S.E. dari Cocoa Teaching Industry dan Dr. Muhammad Rivai Dosen dan Peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Bertindak sebagai moderator Dr. Radi, STP., M.Eng., Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, FTP UGM.
Pembicara pertama, Nur Muhib, S.E., menyampaikan bahwa presisi dalam pengolahan kakao diartikan sebagai persentase keluaran (output) yang sesuai dengan standar seperti SNI, BPOM, ISO, dll. Presisi diterapkan dalam pengkondisian mesin-mesin operasi, pemanfaatan sensor, dan system big data.
Transformasi digital menggantikan opersional mesin dari local dan manual menjadi berbasis teknologi digital. Tahapan transformasi digital steps 1, digunakan integrasi smart sensor, remote monitoring, dan control remote via PC dan tab. Transformasi digital steps 2 terdiri atas analisis dan prediksi/ Proses analisisi dan deteksi dini dilakukan dengan system smart maintenance (deteksi dini kondisi abnormal mesin) dan asset condition.
Pembicara kedua Dr. Muhammad Rivai menyampaikan tentang e-nose. E-nose merupakan vapor-receptor yang interaksinya dipengaruhi oleh struktur geometris, gaya van der waals, dan ikatan hydrogen. Metode pendektesian yang digunakan pada e-nose adalah metode “Overlapping”. Setiap uap akan dideteksi sensor dan dihasilkan respon tegangan yang berbeda. Respon yang diperoleh dimodulasi untuk mengetahui proses terjadinya tinggi ke rendah (perubahan tegangan yang terjadi). Salah satu penerapan dan pemanfaatan teknologi e-nose pada bidan cokelat adalah “Quartz Crystal microbalance gas sensor arrays for the quality control of chocolate”. Dalam penggunaan teknologi e-nose, terdapat factor yang peling besar mempengaruhi respon sensor e-nose terhadap sampel adalah factor suhu dan kurangnya pengaturan faktor tersebut.
[:en]
Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian UGM kembali menyelenggarakan workshop Implementasi Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) pada hari Jumat 28 Oktober 2022. Workshop ketujuh ini mengambil tema “Implementasi Teknologi Presisi Pada Proses Pascapanen Kakao dan Pengolahan Coklat”. Pemateri yang tampil adalah Nur Muhib, S.E. dari Cocoa Teaching Industry dan Dr. Muhammad Rivai Dosen dan Peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Bertindsk sebagai moderator Dr. Radi, STP., M.Eng., Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, FTP UGM.
Pembicara pertama, Nur Muhib, S.E., menyampaikan bahwa presisi dalam pengolahan kakao diartikan sebagai persentase keluaran (output) yang sesuai dengan standar seperti SNI, BPOM, ISO, dll. Presisi diterapkan dalam pengkondisian mesin-mesin operasi, pemanfaatan sensor, dan system big data.
Transformasi digital menggantikan opersional mesin dari local dan manual menjadi berbasis teknologi digital. Tahapan transformasi digital steps 1, digunakan integrasi smart sensor, remote monitoring, dan control remote via PC dan tab. Transformasi digital steps 2 terdiri atas analisis dan prediksi/ Proses analisisi dan deteksi dini dilakukan dengan system smart maintenance (deteksi dini kondisi abnormal mesin) dan asset condition.
Pembicara kedua Dr. Muhammad Rivai menyampaikan tentang e-nose. E-nose merupakan vapor-receptor yang interaksinya dipengaruhi oleh struktur geometris, gaya van der waals, dan ikatan hydrogen. Metode pendektesian yang digunakan pada e-nose adalah metode “Overlapping”. Setiap uap akan dideteksi sensor dan dihasilkan respon tegangan yang berbeda. Respon yang diperoleh dimodulasi untuk mengetahui proses terjadinya tinggi ke rendah (perubahan tegangan yang terjadi). Salah satu penerapan dan pemanfaatan teknologi e-nose pada bidan cokelat adalah “Quartz Crystal microbalance gas sensor arrays for the quality control of chocolate”. Dalam penggunaan teknologi e-nose, terdapat factor yang peling besar mempengaruhi respon sensor e-nose terhadap sampel adalah factor suhu dan kurangnya pengaturan factor tersebut.
[:]