[:id]Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB), Fakultas Teknologi Pertanian, UGM kembali menyelenggarakan workshop yang kali ini telah memasuki seri ke-9 dengan tema “Smart Technology dan Aplikasinya untuk Deteksi Hama dan Penyakit Tanaman Kakao”. Workshop ini merupakan bagian dari implementasi Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) program studi Teknik Pertanian tahun 2022. Workshop yang dilaksanakan secara daring melalui platform zoom dipandu oleh moderator Makbul Hajad, STP., M.Sc., Ph.D, Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB). Narasumber yang menyampaikan materi pada hari Selasa, 08 November 2022 adalah Aris Budiman, SP., M.Si dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) dan Dr. Ir. Herry Wirianata dari Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta.
Aris Budiman, SP., M.Si menyampaikan bahwa OPT Utama pada Kakao di Indonesia adalah Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora), penyakit Vascular Streak Dieback akibat jamur Ceratobasidium theobromae (syn. Oncobasidium theobromae)), hama penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella), hama penghisap buah (Helopeltis spp.). Deteksi penyakit tersebut sangat mirip dengan kahat hara mikro. Deteksi menggunakan mesin PCR membutuhkan waktu lebih dari satu hari kerja dengan alat mahal.
Dr. Ir. Herry Wirianata menyampaikan beberapa hama yang dominan pada tanaman kakao yaitu penggerek buah, penyakit busuk buah, penyakit layu pembuluh, penyakit eksotis. Deteksi hama dan penyakit kakao dengan Automated Tool for Disease Detection and Assessment for Black Pod Rot melalui image processing dan machine learning lebih akurat menentukan tingkat infeksi busuk buah kakao. Selanjutnya Structural Signature Analysis merupakan aplikasi mobil dalam smartphone untuk deteksi awal dan monitoring perkembangan penyakit mempergunakan hyperspectral sensor. Genome technology untuk merakit bahan tanam kakao tahan hama dan penyakit → cacao genome sequences untuk identifikasi gen-gen pengkode karakter struktural dan fungsional. Hanya 30% kakao yang dibudidayakan merupakan varietas terseleksi, selebihnya populasi tradisional yang dibudidayakan petani. Monitoring dinamika unsur iklim berpengaruh besar terhadap produksi inokulum dan epidemi penyakit harus dapat diakses petani secara cepat sehingga penyebaran penyakit akibat cuata dapat diantisipasi.
[:en]Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB), Fakultas Teknologi Pertanian, UGM kembali menyelenggarakan workshop yang kali ini telah memasuki seri ke-9 dengan tema “Smart Technology dan Aplikasinya untuk Deteksi Hama dan Penyakit Tanaman Kakao”. Workshop ini merupakan bagian dari implementasi Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) program studi Teknik Pertanian tahun 2022. Workshop yang dilaksanakan secara daring melalui platform zoom dipandu oleh moderator Makbul Hajad, STP., M.Sc., Ph.D, Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB). Narasumber yang menyampaikan materi pada hari Selasa, 08 November 2022 adalah Aris Budiman, SP., M.Si dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) dan Dr. Ir. Herry Wirianata dari Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta.
Aris Budiman, SP., M.Si menyampaikan bahwa OPT Utama pada Kakao di Indonesia adalah Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora), penyakit Vascular Streak Dieback akibat jamur Ceratobasidium theobromae (syn. Oncobasidium theobromae)), hama penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella), hama penghisap buah (Helopeltis spp.). Deteksi penyakit tersebut sangat mirip dengan kahat hara mikro. Deteksi menggunakan mesin PCR membutuhkan waktu lebih dari satu hari kerja dengan alat mahal.
Dr. Ir. Herry Wirianata menyampaikan beberapa hama yang dominan pada tanaman kakao yaitu penggerek buah, penyakit busuk buah, penyakit layu pembuluh, penyakit eksotis. Deteksi hama dan penyakit kakao dengan Automated Tool for Disease Detection and Assessment for Black Pod Rot melalui image processing dan machine learning lebih akurat menentukan tingkat infeksi busuk buah kakao. Selanjutnya Structural Signature Analysis merupakan aplikasi mobil dalam smartphone untuk deteksi awal dan monitoring perkembangan penyakit mempergunakan hyperspectral sensor. Genome technology untuk merakit bahan tanam kakao tahan hama dan penyakit → cacao genome sequences untuk identifikasi gen-gen pengkode karakter struktural dan fungsional. Hanya 30% kakao yang dibudidayakan merupakan varietas terseleksi, selebihnya populasi tradisional yang dibudidayakan petani. Monitoring dinamika unsur iklim berpengaruh besar terhadap produksi inokulum dan epidemi penyakit harus dapat diakses petani secara cepat sehingga penyebaran penyakit akibat cuata dapat diantisipasi.
[:]