Gunungkidul, 27 Oktober 2025 – Dosen Teknik Petanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Ir. Andri Prima Nugroho, S.T.P., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., APEC Eng., Kepala Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian sekaligus Koordinator Riset di Smart Agriculture Research Center, diundang sebagai narasumber utama dalam lokakarya “Ai Future Maker – Root To Resilience Workshop”. Kehadiran beliau sebagai narasumber merupakan bentuk pengakuan atas kepakaran dan kontribusinya dalam pengembangan teknologi pertanian cerdas yang dapat diimplementasikan untuk menyelesaikan permasalahan agroindustri di masyarakat.
Acara yang diselenggarakan di Balai Padukuhan Cabean, Kelurahan Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul ini bertujuan untuk memperkenalkan solusi kecerdasan buatan (AI) kepada petani singkong dan pelaku UMKM Pathilo setempat guna mengatasi tantangan dalam produksi pertanian dan pengolahan hasil. Inisiatif ini sejalan dengan upaya global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2: Tanpa Kelaparan melalui peningkatan ketahanan pangan lokal, serta SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim dengan adaptasi teknologi terhadap tantangan iklim.

Gunungkidul, khususnya Kapanewon Tanjungsari, dikenal sebagai sentra produksi singkong dengan sebagian besar penduduknya bergantung pada sektor pertanian. Padukuhan Cabean secara spesifik merupakan pusat industri Pathilo (kerupuk singkong), yang menjadi nilai tambah penting bagi hasil panen singkong. Namun, para petani dan UMKM di wilayah ini menghadapi berbagai kendala, seperti kondisi tanah yang tipis dan miskin hara, harga panen yang rendah akibat keterbatasan akses teknologi prakiraan cuaca, serta ketergantungan pada sinar matahari langsung untuk pengeringan Pathilo yang rentan terhadap perubahan cuaca mendadak. Akses terhadap teknologi AI dan perlindungan legal juga masih minim.
Mengusung tema “FROM ROOT TO RESILIENCE: AI SOLUTIONS FOR CASSAVA FARMERS IN SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA,” lokakarya ini berhasil mengumpulkan lebih dari 50 petani dan pengrajin Pathilo, serta anggota kelompok UMKM dan Karang Taruna Putra Melati dari Padukuhan Cabean. Dalam paparannya, Dr. Andri Prima Nugroho membahas “Pemanfaatan Teknologi Pertanian dan AI dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Lokal” serta “Pemanfaatan AI untuk Prediksi Cuaca dan Manajemen Air”. Beliau menyoroti bagaimana aplikasi AI sederhana dapat membantu memprediksi pola cuaca, mengelola sumber daya air secara lebih efisien, dan mengoptimalkan proses produksi Pathilo, sehingga dapat mengurangi risiko yang timbul dari tantangan lingkungan dan meningkatkan resiliensi terhadap perubahan iklim.

Pelaksanaan lokakarya berlangsung secara interaktif, dengan penekanan pada praktik langsung (hands-on) penggunaan AI. Peserta diajak untuk mempraktikkan penggunaan AI untuk identifikasi kesehatan tanaman, desain produk Pathilo yang inovatif, hingga pembuatan materi promosi produk di media sosial.
“Materi yang disampaikan sangat mudah diterima karena adanya praktik langsung penggunaan AI pada kasus-kasus yang memang kami hadapi sehari-hari, seperti identifikasi penyakit tanaman atau cara promosi produk” ungkap Ketua Panitia Penyelenggara, yang menyampaikan tanggapan positif atas antusiasme peserta.
“Pemanfaatan AI bukan lagi kemewahan, melainkan kebutuhan untuk petani dan pelaku UMKM di era modern ini. Dengan teknologi yang tepat, kita bisa mengubah tantangan alam menjadi peluang untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan, sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan dan adaptasi iklim,” ujar Dr. Andri Prima Nugroho dalam paparannya.
Tujuan utama lokakarya ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan wawasan masyarakat lokal dalam mengadaptasi teknologi AI dan pertanian cerdas. Secara spesifik, kegiatan ini berupaya mengidentifikasi kendala ekologis dan sosial, memperkenalkan konsep AI yang relevan, mendorong inovasi partisipatif, dan merancang peta jalan kolaborasi antara petani, UMKM, dan lembaga riset. Diharapkan inisiatif ini akan menghasilkan policy brief untuk mengatasi permasalahan petani serta menciptakan wadah bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan penjualan produk Pathilo, yang pada akhirnya akan memperkuat ketahanan pangan lokal dan resiliensi ekonomi, mendukung pencapaian SDG 2 dan SDG 13.

Lokakarya ini menandai langkah penting yang diinisiasi oleh pihak penyelenggara dalam memberdayakan komunitas pertanian di Gunungkidul dengan perangkat teknologi canggih, membuka jalan bagi masa depan yang lebih tangguh dan sejahtera bagi petani singkong dan produsen Pathilo.