[:id]Pelatihan Pengolahan Labu Kuning untuk Mitigasi Stunting[:en]Pumpkin Processing Training for Stunting Mitigation[:]

[:id]

Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB), Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan tema “Pengembangan Pangan Lokal untuk Menumbuhkan Ekonomi Hijau Desa Selopamioro – Bantul DI Yogyakarta”. Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan mitra PT. Kliring Berjangka Indonesia (PT. KBI) dengan DTPB. Salah satu bentuk kegiatan yaitu pelatihan mitigasi stunting melalui pengembangan pangan lokal. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari, yaitu pada tanggal 28 Desember 2022 dan 10 Februari 2023 yang diikuti oleh perwakilan ibu-ibu kader posyandu dari Selopamioro. Kedua pelatihan tersebut menggunakan bahan dasar labu kuning sebagai salah satu bentuk pemberdayaan pangan lokal, mengingat di Desa Selopamioro cukup mudah ditemukan labu dan cukup mudah pula untuk dibudidayakan.

Suasana pemaparan materi diisi oleh Ibu Aviria Ermamilia, S.Gz, M.Gizi


Desa Selopamioro menghadapi permasalahan stunting khususnya pada dusun Srunggo 2 dan Siluk 1. Kader posyandu menjadi pelaksana teknis dalam monitoring stunting termasuk penanganannya. Stunting merupakan permasalahan kompleks yang melibatkan pola asuh, lingkungan dan sanitasi, pangan dan gizi, kondisi sosial-ekonomi, dll. Pangan yang ada di lokasi setempat dapat menjadi alternatif pemenuhan gizi anak-anak, tetapi perlu dimodifikasi olahannya. Untuk itu, dilaksanakan pelatihan kepada kader posyandu agar pengetahuan dan kemampuan mereka bertambah dalam hal mengolah pangan lokal sebagai sumber gizi anak-anak.
Pelatihan hari pertama diikuti oleh ibu-ibu kader posyandu dari dusun Srunggo 2. Selama pelatihan, peserta mendapatkan 2 materi, materi pertama diisi oleh Ibu Aviria Ermamilia, S.Gz, M.Gizi, RD dari Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM. Ibu Aviria menjelaskan terkait pentingnya gizi pada asupan makanan anak bahkan hingga anak berusia lebih dari 5 tahun untuk menghindari kemungkinan stunting. peserta cukup antusias terhadap materi yang diberikan sehingga mereka memberikan feedback berupa cerita ataupun pertanyaan terkait apa yang biasa dialami di lapangan.
Materi kedua diisi oleh Ibu Dr. Devi Yuni Susanti, STP., M.Sc terkait pengolahan labu menjadi berbagai jenis makanan yang dapat membantu mencegah stunting namun tetap disukai oleh anak-anak. Dari berbagai jenis olahan, dipilihlah cookie labu yang dapat dijadikan alternatif dikarenakan memiliki rasa enak dengan umur simpan yang lama. Setelah penyampaian materi, dilanjutkan dengan praktik pengolahan labu hingga menjadi cookies. Peserta terlihat antusias saat membuat cookies sehingga harapannya buah labu dapat semakin banyak dikreasikan agar lebih menarik.
Pelatihan hari kedua diikuti oleh ibu-ibu kader posyandu dari dusun Siluk 1 dan diisi 2 materi, yaitu materi gizi dan materi pengolahan labu. Materi gizi disampaikan oleh Ibu Maria Wigati, S.Gz., M.P.H. dari Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM. Dalam materi yang disampaikan oleh narasumber, dijelaskan terkait pentingnya makanan bergizi terhadap tumbuh kembang anak agar tidak terjadi stunting.
Materi kedua diisi oleh Ibu Dr. Devi Yuni Susanti, STP., M.Sc yang menerangkan secara singkat kandungan pada labu itu sendiri serta hasil kreasi ibu-ibu kader pada hari sebelumnya setelah diterapkan. Setelah menunjukkan hasil olahan labu, dilanjutkan dengan praktik pengolahan labu hingga menjadi cookies. Terlihat antusias ibu-ibu saat membuat cookies sehingga harapannya labu semakin banyak dikreasikan agar lebih menarik.

Kontributor: Novita

[:en]

The Department of Agricultural and Biosystems Engineering (DTPB), Faculty of Agricultural Technology at Gadjah Mada University, organized a Community Service activity with the theme “Development of Local Food for Green Economy Growth in Selopamioro Village, Bantul, Yogyakarta, Indonesia.” This activity was conducted in collaboration with PT. Kliring Berjangka Indonesia (PT. KBI) in partnership with DTPB. One of the activities included training on mitigating stunting through the development of local food. This training took place over two days, on December 28, 2022, and February 10, 2023, and was attended by representatives of the community health workers from Selopamioro. Both training sessions utilized pumpkin as a primary ingredient for empowering local food production, considering that pumpkin is readily available and easily cultivable in Selopamioro Village.

Selopamioro Village faces the issue of stunting, particularly in Srunggo 2 and Siluk 1 sub-villages. Community health workers (kader posyandu) play a crucial role in monitoring and addressing stunting. Stunting is a complex problem involving childcare practices, environmental and sanitation factors, food and nutrition, socio-economic conditions, and more. Local food resources in the area can serve as an alternative source of nutrition for children, but they may require modifications in their preparation. Therefore, training is conducted for community health workers to enhance their knowledge and skills in preparing local foods as a source of nutrition for children.

The first day of training was attended by the community health worker mothers from Srunggo 2 sub-village. During the training, participants received two sessions. The first session was conducted by Aviria Ermamilia, S.Gz, M.Gizi, RD from the Department of Nutrition Health at the Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada. She emphasized the importance of nutrition in children’s diets, even beyond the age of 5, to prevent the risk of stunting. Participants showed enthusiasm for the material presented and actively engaged with stories and questions related to their experiences in the field.

 

The second day of training was attended by the community health worker mothers from Siluk 1 sub-village. Two sessions were conducted, starting with a nutrition session delivered by Maria Wigati, S.Gz., M.P.H. from the Department of Nutrition Health at the Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada. The speaker emphasized the importance of nutritious food for children’s growth and development to prevent stunting.

The second session was led by Dr. Devi Yuni Susanti, STP., M.Sc, focusing on the processing of pumpkin into various types of foods that can help prevent stunting while remaining appealing to children. Among various processed foods, pumpkin cookies were chosen as an alternative because they have a delicious taste and a long shelf life. After the presentation, practical sessions were conducted to process pumpkins into cookies. Participants showed enthusiasm during the cookie-making process, and it is hoped that pumpkins can be creatively used in various ways to make them more attractive.


Contributor: Novita

[:]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.